Lima Daerah di Samarinda Blankspot, Sulit Belajar Secara Daring

Lima Daerah di Samarinda Blankspot, Sulit Belajar Secara Daring

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Belajar dengan sistem daring di Kota Tepian tidak mudah. Pertama kuota. Kedua, jaringan. Blank spot juga mengancam.

Lima daerah disebut tidak memiliki jaringan internet. Atau blank spot. Yaitu: Makroman, Bantuas, Berambai, Gunung Pinang dan Loa Kumbar. Kelimanya berada di pinggiran Kota Tepian.
“Sebenarnya lima daerah tidak itu semua blank spot. Hanya di titik sekolah saja. Ada lima SD dan lima SMP yang lapor kesulitan jaringan internet. Jadi total 10 sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Samarinda Asli Nuryadin kepada Disway Kaltim, Jumat (21/8/2020).

Karena hal tersebut 10 sekolah tersebut tidak bisa mengikuti pembelajaran online. Sebenarnya ada beberapa alternatif. Yaitu dengan mendatangi rumah para siswa di daerah yang tidak memiliki jaringan internet. Hal itu untuk mendampingi peserta didik melakukan pembelajaran secara offline atau tatap muka. Namanya guru kunjung. “Siswa bisa mengerjakan modul yang sudah disiapkan oleh Kemendikbud secara gratis,” terang Asli.

Atau, membuat satu kelompok belajar. Jumlahnya tidak boleh terlalu banyak. Maksimum lima orang. Salah satu dari kelompok ini memiliki fasilitas untuk belajar dengan sistem online. “Tapi, kalau seizin orang tua. Kita kembalikan lagi ke orang tua. Mereka mau atau tidak,” ungkapnya.

Namun, saat ini Disdik Samarinda sudah berkoordinasi dengan PT Telkom. Mencari solusi khusus kawasan yang blank spot tersebut. Adapun siswa yang mengikuti belajar akan disubsidi paket data internet. Melalui dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas). Masalah belum tuntas. Ternyata, beberapa masyarakat tidak memiliki fasilitas yang dapat menunjang belajar online. Seperti memiliki handphone ataupun laptop.

Ada yang memiliki handphone. Tapi hanya satu. Sementara, keluarga tersebut memiliki anak lebih dari satu orang. Matu tidak mau harus bergantian mengikuti sekolah online. “Kalau masalah handphone, ya, bisa belajar bareng temannya. Atau, meminta untuk guru mendatangi di rumah,” ungkapnya.

Menanggapi itu, Wali Kota Samarinda Sjahranie Jaang meminta Komite Sekolah ikut menacarikan solusi. Agar, pendidikan dimasa pandemi COVID-19 ini dapat dirasakan oleh semua kalangan di Kota Tepian.
“Saya tidak ingin ada siswa yang kesulitan ponsel atau blank spot untuk melakukan pembelajaran selama pandemi COVID-19. Saya sudah minta Kadisdik, Komite Sekolah juga perlu memberi dukungan,” katanya singkat. (mic/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: