Kaltara Bangga

Kaltara Bangga

Gubernur Kaltara Irianto Lambrie menerima uang pecahan Rp 75 ribu dalam bentuk plakat dari KPw BI Kaltara, Selasa (18/7).

Tanjung Selor, Disway – Bank Indonesia (BI) menerbitkan uang kertas pecahan Rp 75 ribu. Yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia.

Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, menjadi salah satu penerima uang pecahan Rp 75.000, yang dikemas dalam bentuk plakat dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Utara, Yufrizal, Selasa (18/7).

Uang yang kabarnya dicetak 75 juta lembar itu, juga memberi kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan Utara. Karena pada salah satu sisi uang terpampang 9 anak berbusana pakaian adat Nusantara. Salah satunya busana adat di Kalimantan Utara.

"Bagi kita warga Kalimantan Utara tanpa terkecuali, ini suatu kebanggaan bagi kita. Karena pada uang tersebut, juga ada foto seorang anak memakai salah satu busana pengantin adat lokal di Kalimantan Utara, yaitu busana Tidung," kata Irianto.

Namun, Irianto juga merasa kaget. Karena tidak lama setelah peluncuran uang pecahan itu, tepat pada peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia, heboh di dunia maya.

"Di media sosial maupun di percakapan grup-grup WhatsApp, ada banyak tuduhan-tuduhan miring dan pikiran-pikiran kotor menuduh pemerintah salah mencetak uang," ujarnya.

"Ini tentu hal yang sangat menyedihkan. Padahal, niat peluncuran uang ini sangat baik," lanjut Irianto.

Menurutnya, peluncuran uang Rp 75 ribu mengusung makna untuk mensyukuri kemerdekaan yang digambarkan oleh foto tokoh proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta. Juga terdapat foto pengibaran bendera Merah Putih dan foto pencapaian pembangunan Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur tol Trans Jawa, jembatan di Papua, dan MRT di Jakarta.

Tujuan lain, juga untuk menyongsong masa depan gemilang. Yang mana foto 9 anak-anak mewakili seluruh anak-anak dari seluruh penjuru Indonesia. Salah satunya dari Kalimantan Utara, dengan busana pengantin adat Tidung. Anak-anak dengan pakaian adatnya ini, mewakili wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia (Aceh, Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Maluku, dan Papua).

Itu menggambarkan anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus yang siap mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ada juga peta Indonesia Emas yang melambangkan peran strategis Indonesia di ranah global. Satelit Merah Putih juga terdapat pada gambar uang pecahan itu, yang bermakna sebagai jembatan saluran komunikasi di NKRI.

"Kemudian, ini yang harus disadari oleh kita semua. Tidak mungkin Menteri Keuangan, BI menaruh begitu saja salah satu baju adat di Kalimantan Utara kalau tidak ada lirikan pemerintah (pusat) terhadap provinsi kita ini. Jadi, jangan dipelintirkan,” ujar Irianto.

Ia mengatakan, ada 34 provinsi, ratusan kabupaten/kota, dan ribuan kearifan lokal, tetapi dalam pecahan itu hanya diwakili oleh beberapa daerah. "Pemerintah melihat bahwa Kalimantan Utara itu ada, eksis, dan bisa bersaing dengan daerah lainnya dalam bingkai NKRI. Dalam banyak hal. Itu yang seharusnya dilihat," ujarnya.

"Penting dicatat oleh kita, munculnya salah satu busana adat di Kalimantan Utara itu, bukan ujug-uju. Ada berbagai pertimbangan. Bisa saja waktu Pak Agus Martowardojo datang meresmikan Kantor KPw Kaltara di Tarakan, beliau terpikat dengan potensi Kalimantan Utara. Kemudian Dengan Gubernur BI sekarang, Perry Warjiyo, kami berteman," tambah Irianto.

Dengan terpampangnya baju adat dari Kalimantan Utara di lembar uang pecahan Rp 75 ribu itu, Irianto juga optimistis Presiden Joko Widodo mempertimbangkan Kalimantan Utara salah satu daerah yang sangat potensial.

"Terbukti sudah beberapa kali Pak Jokowi ke sini (Kalimantan Utara). Terakhir saat bersepada motor di Krayan, Kabupaten Nunukan, akhir tahun lalu," ujarnya. HMS/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: