Luhut: Tak Masalah Perekonomian Indonesia Jatuh ke Resesi

Luhut: Tak Masalah Perekonomian Indonesia Jatuh ke Resesi

Ilustrasi resesi ekonomi. (KATADATA)

Jakarta, nomorsatukaltim.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah siap menghadapi resesi. Karena memiliki persiapan infrastruktur dan program yang kuat.

Dalam pidato ilmiah memperingati Dies Natalies Sekolah Kajian Stratejik dan Global di Jakarta, Jumat (14/8), Luhut menjelaskan, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa tumbuh nol persen atau positif 0,5 persen. Kemungkinan terburuk mencapai negatif 0,5 persen.

“Ya kalau resesi terjadi, ya bisa saja terjadi. Tapi kita siap hadapi itu semua. Karena infrastruktur yang kita buat. Program yang kita buat. Eksekusi yang kita buat. Kita feel comfortable (masih nyaman),” katanya.

Luhut mengatakan, istilah comfortable bukan merupakan opini pribadinya. Namun hal itu muncul lantaran banyak disebut institusi internasional. Mulai dari IMF, Bank Dunia, hingga berbagai lembaga pemeringkat kredit internasional.

Ia mengaku secara rutin memberikan paparan mengenai kondisi ekonomi dan penanganan COVID-19 ke lembaga-lembaga tersebut. Hal itu dilakukan juga sebagai upaya mendapatkan masukan atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan Indonesia. Dalam upaya memulihkan ekonomi di tengah pandemi.

“Mereka selalu katakan program kita itu program yang sangat komprehensif. Maybe some extend the best among emerging market (di beberapa bagian yang terbaik di antara negara berkembang lainnya). Jadi, sebenarnya eksekusi kita ini yang paling penting. Program sudah begitu bagus disusun,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi perekonomian Indonesia selama 2020 tumbuh minus 0,49 persen. Sebagai dampak pandemi COVID-19.

“Diharapkan di kuartal III bisa membaik. Dengan prediksi minus 2. Minus 1. Atau bahkan kita berharap bisa masuk positif,” katanya dalam peluncuran Koalisi Aksi Bersama Melawan Korupsi (CAC) Indonesia.

Dalam pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi sejumlah negara termasuk Indonesia, Airlangga memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 mencapai minus 1 persen.

Kemudian kuartal IV-2020 diperkirakan membaik menjadi positif 1,38 persen. Sehingga pertumbuhan ekonomi selama 2020 diperkirakan negatif 0,49 persen. (an/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: