Potensi Bisnis Digital Tinggi, Minat Wirausaha di Kaltim Masih Rendah

Potensi Bisnis Digital Tinggi, Minat Wirausaha di Kaltim Masih Rendah

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Perkembangan ekonomi digital di Kalimantan Timur cukup menggembirakan. Namun belum diikuti minat wirausaha. Khususnya dari generasi muda. Yagng diharapkan bisa memanfaatkan teknologi mengembangkan usaha.

Hal itu disampaikan dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI) 2020. Yang bertujuan untuk memetakan kondisi ekonomi digital di 34 provinsi di Indonesia.

Melisa Irene, Partner East Ventures mengatakan dalam 4 tahun terakhir, terjadi ledakan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Namun, pertumbuhan ekonomi digital tersebut tidak tersebar secara merata di wilayah Nusantara. Bahkan, cenderung terjadi gap atau kesenjangan. Terutama di wilayah Indonesia timur dengan Pulau Jawa.

"Ada disparity yang tinggi antara Jakarta dengan daerah lain. Kita harus buat digital company yang keren di daerah. Agar masyarakat daerah juga bisa merasakan benefit dari digital economy," kata Irene dalam Webinar Digital Competitiveness Index bersama awak media di Kaltim, Rabu (12/8).

Irene mengatakan ada 3 aspek yang dilihat dalam menyusun laporan EVDCI. Aspek pertama, adalah input yang dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang paham akan digitalisasi industri.

Salah satunya, adalah keberadaan universitas dan perguruan tinggi. Kedua, output. Berupa jumlah wirausaha di suatu daerah dan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Dan ketiga, bidang infrastruktur seperti penunjang internet, fasilitas layanan keuangan dan peraturan pemerintah.

Dari tiga aspek tersebut, daerah dengan ranking tertinggi untuk menunjang eknomi digital, memang didominasi di wilayah Pulau Jawa. Kaltim menempati posisi ke 8 dari 34 provinsi. "Kaltim ini menarik. Karena jadi satu-satunya provinsi yang menunjang itu di Kalimantan. Penggunaan ICT (Information and Communication Technology, Red) nya lumayan tinggi," ungkap Irene.

Namun, kata Irene, ia cukup prihatin dengan angka kewirausahaan di Kaltim yang ia nilai masih rendah. Ia menyebut, para pemuda di Kaltim harus didorong untuk memulai bisnis. Untuk meningkatkan peluang dari pesatnya pertumbuhan ekonomi digital. Karena dengan performa ICT yang tinggi seperti Kaltim. Menjadi tempat terbaik untuk memulai bisnis digital baru.

"Secara kultur daerah perlu dilihat. Apakah pemuda di Kaltim ini, tidak diencourage untuk membuat bisnis. Kalau iya kenapa? Apa ada stigma harus kerja di pertambangan?" keluh Irene.

Ia berharap, ekonomi digital dapat memberikan inklusivitas dan pemerataan peluang ekonomi bagi seluruh penduduk Indonesia. Terutama di daerah luar Pulau Jawa. Terutama Kaltim sebagai calon ibu kota negara baru.

East Ventures sendiri merupakan investor start up di Indonesia yang telah beroperasi sejak 2009. East Ventures menjadi pemodal ventura pertama yang berinvestasi di dua start up Indonesia yang kini telah berstatus unicorn. Yakni Tokopedia dan Traveloka. (krv/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: