Nilai Konsumtif Naik

Nilai Konsumtif Naik

Infografis

Tanjung Redeb, Disway – Data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pengeluaran atau konsumsi masyarakat lima tahun terakhir terus meningkat. Faktor utama, harga barang-barang meningkat.

Pada tahun 2015, pengeluaran sebesar Rp 11,5 juta, tahun 2016 meningkat Rp 11,6 juta. Meningkat kembali di tahun 2017 yaitu Rp 11,8 juta. Tahun 2018 Rp 12,2 juta dan 2019 sebesar Rp 12,7 juta.

Pengeluaran tersebut, adalah gabungan dari konsumsi makanan dan non makanan. Dijelaskan Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Berau, Lita Januarti Hakim, adanya peningkatan pengeluaran ataupun konsumsi masyarakat Berau, salah satu di antaranya, karena harga barang-barang yang semakin meningkat.

“Logikanya, jika harga beras di tahun 2015 seharga Rp 10 ribu, sedangkan di tahun 2019 sudah meningkat menjadi Rp 12 ribu per kg. Pasti pengeluaran mau tidak mau menjadi meningkat,” jelasnya kepada Disway Berau, Senin (10/8).

Sementara itu, adanya peningkatan penduduk sebagai sistem perhitungan konsumsi juga mempengaruhi. Tingkat pengeluaran/konsumsi masyarakat Berau menempati 4 teratas tertinggi di antara kabupaten/kota Kalimantan Timur.

Bersaing dengan Bontang di posisi pertama, Balikpapan posisi kedua dan Samarinda di posisi keempat.

Dari peningkatan tiap tahunnya, hal itu juga berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau, meski tidak semua indikator kesejahteraan hanya dititikberatkan kepada pengeluaran atau konsumsi masyarakat.

Lita menambahkan, semakin besar pendapatan masyarakat, maka semakin besar pengeluaran mereka pada jenis non makanan atau produk sekunder dan tersier. Sebab, jika pendapatan semakin kecil, masyarakat cenderung memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu.

Dia memberikan contoh, rerata pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok komoditas di tahun 2019. Pada kelompok pengeluaran 40 persen terbawah, untuk komoditas makanan sebesar Rp 517.332. Kemudian, 40 persen tengah sebesar Rp 922.525, dan untuk pengeluaran 20 persen golongan teratas sebesar Rp 1.446.004

Sedangkan untuk komoditas non makanan, kelompok pengeluaran 40 persen terbawah, sebesar Rp 422.514. Kelompok pengeluaran 40 persen tengah sebesar Rp 941.908, dan untuk 20 persen teratas sebesar Rp 2.651.632.

“Rata-rata pertahunnya pengeluaran didominasi makanan dan minuman jadi, sedangkan untuk pengeluaran non makanan digunakan untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga,” jelasnya.

Rerata pengeluaran/konsumsi pun ada pengaruhnya dengan tingkat pengangguran di Kabupaten Berau. Seperti pada 2018 ke 2019 pengangguran di Kabupaten Berau hanya 5,08 persen, sejak sebelumnya di 2018 yaitu 5,62 persen.

Tambah Lita, jika dalam rentang waktu 2015-2019 konsumsi masyarakat meningkat terus, di tahun 2020 belum dapat diprediksi bagaimana nantinya. Sebab, jika daya beli masyarakat menurun, tentu saja bisa menimbulkan pengeluaran yang rendah juga. *RAP/APP


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: