Terkendala Tenaga Ahli
Gambar desain PLTA Kayan yang akan dikerjakan PT KHE.
Tanjung Selor, Disway – Rekomendasi Komisi Keamanan Bendungan, untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kecamatan Peso, Bulungan, kabarnya sudah berada di meja Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Namun, untuk memulai kegiatan pembangunan bendungan, PT Kayan Hydro Energy (KHE), juga masih terkendala tenaga ahli yang hingga kini, belum kembali ke Indonesia.
“Ini salah satu dampak pandemik COVID-19. Sehingga, tenaga kerja kita belum bisa kembali ke Indonesia,” ujar Direktur Operasional PT KHE, Khaerony, pekan lalu.
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa berbagai upaya telah ditempuh. Salah satunya, berkomunikasi dengan pemerintah pusat melalui Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), pekan lalu.
“Hasilnya saat ini, masih berproses dan beberapa persyaratan harus dipenuhi. Supaya segera masuk ke Kaltara untuk melakukan proses pengerjaan bendungan PLTA Sungai Kayan,” katanya.
Megaproyek tersebut, memang membutuhkan waktu lama. Paling tidak, dalam kurun waktu 10 tahun mendatang baru bisa dirasakan. Imbasnya pun, sangat besar. Salah satunya, adalah mengembangkan perekonomian di Kalimantan Utara.
Karena itu, Khaerony menepis kabar bahwa PT KHE tidak niat dalam investasi pembangunan PLTA. Ia mengungkapkan, sejak dicanangkan 10 tahun lalu, PT KHE paling siap.
Bahkan, dibuktikan dengan adanya hasil audit internasional, yang memberikan nilai 5A3. Salah satu nilai tertinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut bonafide.
“Perusahaan kita termasuk strenght. Investasi awal kita untuk project ini, sudah mencapai Rp 2 triliun,” ujarnya. HMS/REY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: