Menaruh Harapan Pada Kilang Balikpapan

Menaruh Harapan Pada Kilang Balikpapan

Megaproyek pembangunan kilang Balikpapan diharapkan menjadi penggerak ekonomi saat pandemi. Menyerap tenaga kerja lokal sehingga perputaran uang langsung berdampak pada masyarakat.

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Benar-benar tak bisa ditahan. Pagebluk menghantam ekonomi. Triwulan II ekonomi Kaltim pun terkontraksi. Minus 5,46% (yoy). Pada triwulan sebelumnya masih tumbuh sebesar 1,27% (yoy). Penurunan ekonomi Kaltim disebabkan adanya tekanan pandemi. Hampir seluruh komponen tidak lepas dari dampak corona virus disease (COVID-19). 

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengakui pertumbuhan ekonomi turun drastis. Utamanya pada triwulan II tahun ini. “Apapun itu memang ekonomi lagi down. Pertumbuhan ekonomi sampai minus di Balikpapan bisa saja terjadi. Saya kira sama saja kondisinya,” jelas Rizal Effendi saat dijumpai usai meresmikan Kampung Tangguh Nusantara, di Kampung Pinisi, Klandasan Ilir, Kamis (6/8).

Triwulan I-2020 ekonomi Kaltim masih mengalami pertumbuhan 1 persen. Dan hal itu mampu bertahan di saat pandemi.  Ia mengatakan pada triwulan II tak bisa tertahan karena dampak dirasakan saat itu.

Apalagi sektor andalan Balikpapan adalah jasa, perhotelan dan perdagangan. “Pada triwulan itu sektor perhotelan lumpuh berat, pendapatan hilang,” tekannya.

Menurut Rizal, pada triwulan III hingga akhir tahun nanti berharap pada proyek pembangunan kilang Balikpapan. Karena dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dana yang bergerak sangat besar. “Kita berharap proyek kilang bisa bertahan. Karena besar dananya dan bisa menyerap tenaga kerja. Dan menyelamatkan tenaga kerja, kemudian ada uang yang berputar di masyarakat,” terang wali kota dua periode ini.

Alasan bertumpu pada proyek RDMP, karena dana yang dimiliki pemerintah daerah terbatas. Mengingat pendapatan pada tahun ini juga mengalami penurunan. “Kalau sektor pendapatan berkurang maka berkurang juga sektor pembelanjaannya. Dari pembangunan infrastruktur sangat terbatas. Tidak banyak uang yang beredar di masyarakat,” ujar Rizal Effendi.

Upaya menggerakan ekonomi pada triwulan selanjutnya. Ia berharap dari kelonggaran aktivitas ekonomi dapat bergerak. RDMP juga harus tetap bertahan. “Mengapa RDMP terus dibantu dan tetap jalan agar uang beredar dapat menggerakkan ekonomi daerah. Dampaknya pada hotel karena ada tamu dan terisi,” bebernya.

Untuk itu, Rizal mengharapkan proyek RDMP tetap berjalan dan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. “Bukan hanya RDMP. Tadinya pemindahan ibu kota negara bisa mendongkrak ekonomi daerah, tapi karena corona kita selesaikan dulu,” ujarnya.

Disinggung mengenai program padat karya. Rizal menambahkan program padat karya tetap berjalan melalui APBD. “Disalurkan melalui kecamatan dan kelurahan,” imbuhnya yang tak bisa menyebutkan berapa persen yang telah disalurkan dalam program padat karya di Balikpapan.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Balikpapan. Hingga Juli 2020, terhitung 4.583 tenaga kerja terserap pada proyek RDMP Balikpapan.

Jumlah itu terdiri 1.932 orang atau 42 persen berasal dari Balikpapan. Asal Kaltim terserap 265 orang, asal Kalimantan sebanyak 72 orang dan dari luar Kalimantan sebanyak 2.269 atau 49 persen. Sedang sisanya tenaga kerja asing berkisar 45 orang atau 0,9 persen dari total pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: