Pendapatan Tengkayu II Turun

Pendapatan Tengkayu II Turun

infografis

Tanjung Selor, Disway – Pendapatan di Pelabuhan Tengkayu II, atau Pelabuhan Perikanan Tarakan, turun. Hingga Juli 2020, pelabuhan yang kini pengelolaannya di bawah Pemprov Kaltara, menghasilkan sekitar Rp 980 juta.

Terjadi penurunan dibandingkan Juli 2019. Saat itu, tercatat pemasukan sebesar Rp 1,2 miliar. Dengan demikian, pendapatan dari Pelabuhan Tengkayu II turun sekitar 20 persen.

Dikatakan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, sesuai laporan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tengkayu II, Rahmat Wahyullah, selain akibat terdampak pandemik COVID-19, penurunan terjadi lantaran belum dilakukannya penarikan sewa lahan, dan bangunan di area pelabuhan tersebut.

“Berdasarkan rekomendasi BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), sebelum kontrak lahan baru selesai, pihak UPT atau pengelola pelabuhan belum boleh melakukan penarikan sewa lahan dan bangunan,” kata Gubernur, kemarin.

Sejak tahun lalu, lanjut Irianto, UPT Tengkayu II hanya melanjutkan kontrak antara Pemkot Tarakan dan PT Pelindo. Kontrak tersebut, hanya berlaku hingga akhir 2019.

“Untuk itu, tahun ini akan diperbaharui lagi kerja samanya. Setelah itu, baru dilakukan penarikan retribusi terhadap pengguna lahan dan bangunan. Yang dilakukan secara kumulatif pada saat kontrak kerjasa manya dengan PT Pelindo selesai,” jelasnya.

Retribusi tersebut, menurut Gubernur, merupakan hak negara yang harus diselesaikan pengguna, sehingga tidak boleh tidak dipungut.

“Pemungutannya, akan berlaku mundur, sehingga penurunan yang ada, akan terisi nantinya,” ujarnya.

Adapun jenis retribusi yang dipungut di Pelabuhan Tengkayu II, yakni pas masuk pelabuhan, jasa dermaga umum dan beton, jasa dermaga gerak pelabuhan penyeberangan, jasa tambat kapal, penggunaan fasilitas pelabuhan, pemakaian tempat usaha, pelayanan jasa air bersih 10 persen, dan penumpukan barang di gudang, atau tempat parkir.

Selama pandemik COVID-19, menurut Irianto, pelayanan UPT Tengkayu II tetap berjalan lancar. Ini terbukti dengan arus keluar kontainer sejumlah 2.655 ton, dan data hasil budi daya perikanan yang melalui Pelabuhan Tengkayu II mencapai 2.215,503 kilogram, per Juli 2020.

“Datanya relatif sama dengan tahun lalu, kecuali di PAD yang mengalami penurunan. Itu pun dikarenakan aturan administrasinya, bukan karena pandemik ini ya,” ujarnya.

Dalam setiap proses pelayanan pun, Irianto menegaskan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Dalam artian, tidak melibatkan banyak orang, termasuk dalam proses bongkar muat.

Untuk pengembangan Pelabuhan Tengkayu II sendiri, dari rencana 3 fasilitas yang akan dibangun tahun ini, hanya 1 yang dapat direalisasikan. Yakni penambahan kapasitas penampungan air.

“Karena ada refocusing anggaran untuk kepentingan penanganan COVID-19,” ujarnya.

Adapun kebutuhan air bersih di Pelabuhan Tengkayu II mencapai 700 ton per hari. Sementara, yang mampu disediakan saat ini, sekitar 200 ton per hari.

“Insya Allah, untuk penambahan kapasitas penampungan air, sudah mulai dikerjakan Agustus ini,” ujarnya.

Saat ini, juga tengah berlangsung pembangunan stasiun pengisian bahan bakar minyak (SPBM). “SPBM ini merupakan salah satu fasilitas dasar untuk nelayan, dan pembangunan ini dibiayai bukan dengan APBD, namun oleh investor, Pemprov hanya menyiapkan lahannya,” ungkapnya.

Pada 2021, ditargetkan sejumlah tambahan fasilitas untuk peningkatan pelayanan di Pelabuhan Tengkayu II, sudah dapat direalisasikan. HMS/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: