Soal Mahar Partai, Fahmi Rizani: Hanya Dengar, Belum Mengalami

Soal Mahar Partai, Fahmi Rizani: Hanya Dengar, Belum Mengalami

Fahmi Rizani. (Dok. Nomorsatukaltim)

Berau, nomorsatukaltim.com - Kendati sudah menjadi rahasia umum, Fahmi Rizani mengaku belum pernah mengalaminya. Padahal sudah dua pesta demokrasi Dia ikuti. Mulai pilkada 2015, hingga pileg 2019.
Di Pilkada 2015, Fahmi mendampingi Ahmad Rifai sebagai calon wakil bupati. Sementara di Pileg 2019, Dia maju sebagai caleg provinsi.

Hanya sekadar mendengar, katanya. Bahkan, Fahmi mengaku tidak ada perjanjian “istimewa” dengan partai koalisi maupun tim pemenangan, ketika mendampingi Rifai bertemu elit-elit politik pun demikian.
Terkait kontrak politik hingga bagi-bagi proyek. Persepsi itu, tidak masuk dalam rumusannya berpolitik. Dalam pikirannya, siap menang atau kalah. Semua telah digariskan tuhan, menjadi jalan terbaik.
“Yang pasti hanya mendengar, kalau mengalami tidak,” katanya berbincang dengan Disway di rumahnya, Jalan Dermaga, Minggu (2/8) kemarin.

Jika ditanya apakah pilkada membutuhkan modal, dikatakannya, tentu ada. Komunikasi politik tingkat daerah hingga pusat, serta pelaksanaan kampanye, tentu memerlukan ongkos besar. Untuk operasional hingga membentuk posko-posko kemenangan. Apalagi kagiatan itu melibatkan banyak orang. “Kalau itu pasti ada, tidak ada yang gratis,” ungkapnya.

Saat ditanya soal modalnya di 2015 dengan Rifai, Fahmi mengaku tidak mengetahui pasti, bahkan enggan menyebutkannya. “Ada tim khusus yang menangani dana kampanye, jadi saya tidak tahu persis,” jelasnya.

Menurut Fahmi, mahar politik bisa saja terjadi. Namun jarang terungkap. Kemungkinan, karena sudah ada kesepakatan antara peserta dengan partai pengusung. Atau kesepakatan pribadi antar calon dan oknum anggota partai.
Mahar politik, mungkin menjadi senjata ampuh melenggang di pilkada. Situasi itu akan berbeda, Jika calon memiliki elektabilitas yang mumpuni.

Seperti itulah gambaran perjalannya maju di pilkada 2015 lalu. Bermodalkan elektabilitas cukup baik, sejumlah partai politik merapat dan memberikan dukungan. Meski pada akhirnya, langkahnya menjadi kepala daerah kandas. Dikalahkan rivalnya Muharram-Agus Tantomo.
“Bukan kita yang cari partai. Tapi partai yang cari kita,” ungkapnya. (jun/dnn)

BACA JUGA

https://nomorsatukaltim.com/2020/08/03/tercekik-mahar-partai/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: