KHE Paling Siap

KHE Paling Siap

GUBERNUR Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat mengikuti rakor jarak jauh pembahasan PLTA, Kamis (23/7) sore.

Tarakan,Disway – Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menunjukkan keseriusannya membangun provinsi ke-34 ini, lewat pengembangan investasi.

Kamis (23/7) sore, misalnya. Gubernur mengikuti rapat koordinasi jarak jauh pembahasan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Kaltara, yang difasilitasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di ruang pertemuan VVIP Bandara Juwata Tarakan.

“Kita sudah berkali-kali rapat membahas percepatan pembangunan PLTA.

Namun, dalam realisasinya belum ada percepatan yang terealisasi. Pun demikian, Pemprov Kaltara dengan kewenangan terbatas berupaya melakukan percepatannya. Bahkan saya juga sempat melaporkan progres pembangunan PLTA di Kaltara kepada Presiden Joko Widodo pada saat rapat antara gubernur se-Indonesia, belum lama ini,” kata Gubernur.

Sampai sejauh ini, menurut Irianto, dari 5 investor PLTA di Kaltara, PT Kayan Hidro Energi (KHE) yang berencana membangun PLTA Kayan adalah yang paling siap.

“Hingga saat ini, KHE hanya tinggal 2 izin lagi untuk dimiliki. Yakni, pembaharuan izin penggunaan lahan kawasan hutan (sudah di meja kepala BKPM RI) dan izin dari balai bendungan, yaitu izin konstruksi bendungan dan sertifikat keamanan bendungan,” ucap Irianto.

Untuk membangun PLTA Kayan sendiri, PT KHE tengah dalam persiapan pra konstruksi tanpa kegiatan berskala besar. “Mereka sudah mengucurkan sekitar Rp 2 triliun untuk mengurusi percepatan realisasi proyek ini. Jadi, mereka benar-benar serius,” ungkap Gubernur.

PLTA Kayan memiliki 5 proyek bendungan. Dimana PLTA Kayan 1 direncanakan berkapasitas 900 megawatt (MW), dengan kondisi perizinan lengkap, feasibility study (FS) selesai, analisa dampak lingkungan (Amdal) selesai, dan detail engineering design (DED) selesai.

Lalu, PLTA Kayan 2 berkapasitas 1.200 MW, dan PLTA Kayan 3 berkapasitas 1.800 MW sudah memiliki izin lokasi, FS dan Amdal selesai, serta DED berprogres 50 persen. Untuk PLTA Kayan 4 kapasitas 1.800 MW, dan PLTA Kayan 5 kapasitas 3.300 MW, juga sudah memiliki izin lokasi, FS dan Amdal selesai, serta DED berprogres 20 persen.

“Jadi, 27 item perizinan, KHE sudah menyelesaikan kewajibannya sebanyak 25 item perizinan. Dan, semua itu dimulai sejak 2011 hingga saat ini,” sebutnya.

Di Kaltara, sedianya ada 5 sungai yang berpotensi untuk dibangun PLTA. Persebaran 5 sungai itu, yakni di Kabupaten Nunukan 2 sungai: Sungai Sembakung dan Sungai Sebuku, Bulungan 1 sungai: Sungai Kayan, dan Malinau 2 sungai: Sungai Mentarang dan Sungai Malinau.

Untuk Sungai Sembakung di Nunukan, investornya adalah PT Hanergi Power Indonesia, dengan rencana kapasitas PLTA 250 MW, dan capaian kerjanya adalah berproses izin lingkungan.

Lalu, Sungai Mentarang di Malinau, dengan investor PT Kalimantan Electricity, yang berencana membangun PLTA berkapasitas 7.600 MW, atau 3.430 MW.

Progres kinerjanya adalah proses izin lokasi dan izin lingkungan atau Amdal.

Di sungai yang sama, juga ada minat investasi dari Hyundai Engineering untuk membangun PLTA 300 MW, yang masih dalam tahap Memorandum of Understanding (MoU).

Terakhir, adalah Sungai Malinau yang akan dibangun PLTA oleh PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), dengan rencana kapasitas 1.375 MW.

Progresnya saat ini, MoU.

“Kalau melihat potensinya, maka apabila PLTA terbangun semua, kapasitas listriknya bisa mencapai lebih dari 23 ribu MW,” tutur Gubernur.

Rapat koordinasi jarak jauh ini, disertai perwakilan Kemenkomarves, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), perwakilan PT KHE dan PT KHN. HUMAS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: