Terganjal Jadi TNI, Tersiksa di Tengah Pandemi

Terganjal Jadi TNI, Tersiksa di Tengah Pandemi

Suasana permukiman warga di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan.

Tanjung Selor, Disway - Kabupaten Bulungan adalah salah satu kabupaten di Kaltara. Bahkan pusat pemerintahan berada di kabupaten ini. Di Kecamatan Tanjung Selor.

Meski dekat dengan ibu kota provinsi, namun masih ada beberapa kecamatan yang 'tersiksa'. Terutama aliran listrik dan jaringan telekomunikasi.

Kecamatan Peso misalnya. Di kawasan ini, ada 10 desa masih mengalami krisis listrik. Enam desa mengandalkan genset untuk aliran listrik dan empat desa lainnya bisa menikmati listrik. Tapi hanya 12 jam. Pukul 18.00 Wita sampai pukul 06.00 Wita.

Camat Peso Jonilius mengungkapkan, belum maksimalnya aliran listrik di desa yang berada 250 kilometer dari ibu kota kabupaten ini, sehingga biaya ekstra harus dikeluarkan warga setiap hari. Termasuk kantor pemerintahan, sekolah dan pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas.

“Kalau di sini listrik nyala pada malam hari saja. Itu pun hanya 12 jam. Sedangkan kantor-kantor pelayanan pakai mesin genset,” katanya kepada Disway Kaltara, belum lama ini.

Kondisi ekonomi warga yang beragam di wilayah Kecamatan Peso, katanya, sehingga tidak semua warga mampu membeli genset untuk aliran listrik.

Warga kurang mampu hanya mengandalkan lampu tembok untuk menerangi kegelapan malam. Hal tersebut berdampak pada kehidupan masyarakat. Terutama usaha masyarakat yang membutuhkan aliran listrik.

Apalagi di tengah pademi COVID-19, semakin mengurangi penghasilan warga. Di mana sebelumnya banyak berdiam diri di rumah.

“Inilah realita yang kami hadapi selama ini. Berada di wilayah ibu kota provinsi Kaltara tak serta merta membuat kebutuhan dasar, seperti listrik terpenuhi," keluhnya.

Menurut Jonilius, pihak kecamatan sebenarnya berulang kali menyampaikan usulan kepada Pemkab Bulungan agar wilayah Kecamatan Peso bisa segera dialiri listrik 24 jam.

Hanya saja, usulan-usulan itu tak kunjung terealisasi. Sudah puluhan tahun.

Bukan hanya listrik. Jaringan telekomunikasi juga menjadi keluhan. Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia menjadi terkungkung.

Di contohkanya, banyak generasi muda desa di Kecamatan Peso yang telah menyelesaikan pendidikan SMA ingin menjadi abdi negara. Tetapi tidak adanya informasi yang diterima menjadi hambatan. Akhirnya memilih menjadi petani mengikuti jejak orang tua mereka.

“Kalau minat anak-anak muda desa tinggi sekali. Salah satu contoh yang paling banyak diminati adalah menjadi TNI. Tapi karena jaringan belum maksimal, informasi tidak ada mereka dapatkan. Juga kurang mendapatkan sosialisasi,” ujarnya.

Menyikapi hal itu, Komandan Korem (Danrem) 092/Maharajalila Kaltara, Brigen TNI Suratno berjanji menerjunkan Babinsa untuk mencari putra putir daerah terbaik. Untuk dibina supaya bisa bersaing menjadi anggota TNI.

Dikatakan, untuk penerimaan anggota TNI, sudah diberikan kewenangan zonasi disetiap kodim. Masing-masing kodim akan melakukan perekrutan dan pendampingan hingga tes selanjutnya.

Dia mencotohkan Kodim Bulungan. Ada beberapa orang yang akan diterima. Kodim akan menyiapkan pemuda yang berminat. Bila sudah mendapat jumlah calon pendaftar, akan dilatih serta diperiksa kesehatan agar bisa bersaing dengan peserta lain.

Terkait penerimaan putra daerah, perwira tinggi dengan satu bintang di pundak ini berjanji akan memberikan ruang khusus untuk para putra daerah Kaltara agar bisa menjadi abdi negara di TNI. Namun semua harus melewati beberapa rangkaian tes. (*/ZUH)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: