Beda Klaster, Beda Gejala

Beda Klaster, Beda Gejala

Robert Christian Naiborhu

Tanjung Redeb, Disway – Kondisi pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirawat di RSUD dr Abdul Rivai, menurut dokter spesialis paru, Robert Christian Naiborhu, beberapa memiliki gejala ringan.

Gejala ringan tersebut, seperti batuk hingga nyeri tenggorokan.

“Selayaknya gejala yang dihasilkan dari Pneumonia,” ujar Robert kepada Disway Berau, Kamis (16/7).

Namun, lanjut Robert, masing-masing klaster memiliki perbedaan. Seperti pasien terkonfirmasi positif dari klaster kegiatan keagamaan di Gowa, Sulsel, yang memiliki gejala ringan, namun lama sembuh.

Sedangkan pasien terkonfirmasi positif yang dari Pulau Jawa, minim gejala dan cenderung menjadi orang tanpa gejala. Namun, kata dia, hal itu tidak bisa dipandang remeh. Sebab, potensi gagal napas cenderung lebih besar.

“Kalau dari Jawa, dia lebih gampang sembuh. Tapi, kemungkinan gagal napas lebih besar, karena tingkat keparahannya lebih tinggi,” ungkapnya.

Robert menjelaskan, walaupun pasien tersebut terpapar saat di Sulawesi, pihaknya pun masih harus memastikan orang yang menulari pasien tersebut, berasal dari mana. Pasalnya, bisa saja orang yang menulari itu berasal dari daerah terpapar lain. Seperti dari Pulau Jawa.

“Kalau orang yang menulari itu baru datang dari luar kota, bisa saja itu terjadi,” ujarnya.

Kendati demikian, dia menegaskan klaster atau daerah asal awal penularan, tidak bisa menjadi patokan cepat atau lambat sembuhnya pasien. Karena, ada beberapa hal yang harus tetap diperhatikan. Seperti penyakit penyerta yang dimiliki oleh pasien. */FST/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: