Banjir Bandang Sumatera: 13 Jembatan di Padang Hanyut, Distribusi Pasokan Medis Gunakan Helikopter
Kondisi dampak banjir bandang di wilayah Padang, Sumatera Barat.-Antara-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, bencana banjir bandang yang melanda wilayah Padang, Sumatera Barat, tidak hanya meninggalkan trauma dan kerusakan rumah, tetapi juga memutus akses vital masyarakat.
Dalam keterangannya, Menkes Budi mengungkapkan skala kerusakan infrastruktur yang parah, yang kini menjadi tantangan besar bagi upaya penanganan kesehatan dan distribusi bantuan.
Menurut Menkes, salah satu dampak terparah yang disaksikannya adalah rusaknya puluhan jembatan. Dia menyebut, bahwa tim di lapangan melaporkan setidaknya 13 jembatan yang menjadi penghubung utama antardesa atau antar kabupaten telah hanyut tersapu derasnya banjir bandang.
Kerusakan ini secara drastis memutus mata rantai logistik dan mempersulit mobilitas tim medis dan evakuasi korban.
BACA JUGA: Bencana Banjir di Sumatera: Jalanan di Kabupaten Agam Penuh Lumpur, Ribuan Kayu Gelondongan Hanyut
"Fasilitasnya banyak yang rusak. Saya tadi ketemu Gubernur Sumbar, Wali Kota Padang, kemudian Bupati Padang Pariaman," ujar Menkes Budi dikutip dari Disway.id, Sabtu, 29 November 2025.
Dia juga menyoroti ketinggian air yang masih menggenangi beberapa area kunci. Meskipun intensitas hujan sudah mulai mereda, tingginya volume air yang terbawa dari hulu membuat proses pemulihan berjalan lambat.
"Saya tadi jalan dari airport, lihat lokasi saja sudah setengah banjir. Volume air sudah tinggi padahal sudah pakai mobil," tutur Menkes.
Menkes Budi mengungkapkan rasa prihatin mendalam saat meninjau langsung dampak parah bencana banjir bandang dan tanah longsor di Padang, Sumatera Barat.
BACA JUGA: Kemendagri Fokus Pulihkan Akses Komunikasi Daerah Terdampak Banjir di Sumatera
Setelah berkeliling dan berdialog dengan tim di lapangan, Menkes Budi menyampaikan bahwa skala korban dan dampak yang ditimbulkan jauh lebih besar dari perkiraan awal.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa jumlah korban, baik yang mengalami luka-luka fisik, kehilangan tempat tinggal, maupun trauma psikologis, sangatlah banyak.
Kondisi ini menuntut Kemenkes dan seluruh jajaran kesehatan daerah untuk bekerja ekstra keras.
Untuk mengatasi isolasi ini, Kemenkes menginstruksikan Dinkes setempat untuk mengaktifkan Tim Medis Mobile (Bergerak) yang menggunakan kendaraan segala medan atau perahu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: disway.id
