Pengajuan KUR Hingga Rp 100 Juta di Bontang Meningkat
Pimpinan kantor cabang BRI Bontang, Ermana S Irawan-Michael-Disway Kaltim
Sebelum aturan diperketat, memang ada nasabah yang menitipkan agunan ke bank demi keamanan.
Namun setelah aturan itu diberikan, nasabah yang memberikan agunan itu, barang yang diberikan langsung dikembalikan.
“Sekarang kami tegas, tidak menerima lagi agunan, sekalipun hanya dititipkan. Untuk menghindari mispersepsi, lebih baik kami tolak. Hanya saja, menolaknya harus secara halus,” kata Ermana.
Kebijakan tanpa agunan ternyata memberi dampak signifikan. Banyak pelaku usaha kecil yang sebelumnya ragu mengajukan KUR karena tidak punya jaminan, kini sudah mulai berani datang ke bank.
“Ada peningkatan permintaan yang cukup signifikan. Dulu banyak yang mikir-mikir. Karena tidak punya agunan, akhirnya batal mengajukan KUR. Sekarang cukup banyak yang mengajukan. Tapi, mereka disetujui atau tidak, ya, tergantung sistem,” ungkapnya.
Meski agunan dihapus, bukan berarti proses pengajuan KUR menjadi longgar. BRI tetap menerapkan analisis 5C. Tujuannya untuk memastikan kredit diberikan kepada peminjam yang benar-benar layak.
BACA JUGA:BI Kaltim Pastikan Uang Tunai Aman Jelang Natal dan Tahun Baru, Warga Bisa Tukar di Bank Terdekat
Ia menjelaskan, character (menilai integritas dan rekam jejak pemohon), capacity (kemampuan bayar angsuran), capital (kekuatan permodalan usaha), collateral (khusus KUR di atas Rp 100 juta. Di bawah itu, poin ini tidak diberlakukan, terakhir condition (situasi ekonomi dan lingkungan usaha).
“Karena agunan atau jaminan ditiadakan, maka empat unsur lainnya harus benar-benar kami pastikan terpenuhi,” tambahnya.
Dengan dicabutnya syarat agunan, pintu akses permodalan bagi UMKM, khususnya pelaku usaha kecil yang tidak memiliki aset semakin terbuka lebar.
BRI Bontang memastikan seluruh proses berjalan sesuai aturan agar bantuan pemerintah ini tepat sasaran dan memberi dampak nyata bagi ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:Waspada QRIS Bodong, BI Balikpapan Ingatkan Ini
Kebijakan ini bukan hanya mempermudah, tetapi juga mengedukasi masyarakat bahwa akses pembiayaan tidak harus selalu bergantung pada jaminan.
Yang terpenting adalah karakter, kemampuan usaha, serta komitmen untuk mengembangkan bisnis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
