Bankaltimtara

Festival Belian Adat Paser Nondoi Bakal Kembali Digelar, Tunggu APBD P 2025 Diketuk

Festival Belian Adat Paser Nondoi Bakal Kembali Digelar, Tunggu APBD P 2025 Diketuk

Rangkaian pementasan Festival Nondoi pada 2024 lalu di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, Kelurahan Nipah Nipah, Penajam, PPU.-DOK/Nomorsatukaltim-

PENAJAM PASER UTARA, NOMORSATUKALTIM - Festival Belian Adat Paser Nondoi besar kemungkinan kembali terlaksana pada tahun 2025. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU) merencanakan sekira Oktober mendatang, meski ada efisiensi anggaran.

"Persiapan terus dilakukan dan direncanakan Oktober nanti," ucap Kabid Pariwisata dan Pemasaran Wisata Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, Kamis 21 Agustus 2025.

Kepastian digelarnya Festival Nondoi bakal diketahui usai ketok palu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kabupaten PPU 2025.

Jika jadi digelr, event tersbut diprediksi memakan dana hingga ratusan juta. "Enggak jauh berbeda dari gelaran sebelumnya sekira Rp300 juta. Tapi pastinya kita tunggu berapa APBD Perubahan, sebab ada pergeseran anggaran," jelasnya.

BACA JUGA: Cakupan Layanan Perpipaan Air Bersih di PPU Baru 34 Persen, Pengembangan Manfaatkan Pamsimas

BACA JUGA: Rencana Pembangunan BLKI di PPU Terus Bergulir, Pemkab dan Kementerian PU Telah Bertemu

Festival Belian Adat Paser Nondoi merupakan agenda pemerintah untuk pelestarian adat budaya yang rutin terlaksana sekira Oktober-November setiap tahunnya.

Kegiatan tersebut digelar di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam dengan penanggungjawab Lembaga Adat Paser (LAP). "Untuk tema sementara ini belum ditetapkan," sebutnya.

Dulunya event tersebut dilakukan oleh leluhur Suku Paser dengan tujuan agar masyarakat diberikan kesejahteraan. Secara umum, dilakukan untuk tolak bala menjauhkan masyarakat Kabupaten PPU dari segala bentuk bencana atau disebut ritual bersih-bersih kampung.

Juzlizar menjelaskan, adat istiadat suatu daerah mengandung banyak makna mengenai karakter bangsa dan budaya.

BACA JUGA: Melestarikan Warisan Budaya, Tulak Bala di Talisayan Jadi Daya Tarik Wisata Pesisir Berau

BACA JUGA: Rawat Kawasan Pusat Seni dan Revitalisasi Bangunan Bersejarah, Wujud Komitmen Lestarikan Budaya Lokal

Oleh karena itu, pelestarian budaya harus terus dilakukan agar tak lenyap, hilang atau terdegradasi seiring perkembangan zaman.

"Festival itu mengenalkan budaya, dan menjadi salah satu pusat keunggulan dari Kabupaten PPU," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait