Pembeli Daging di Pasar Tradisional Paser Turun Drastis
Paser, nomorsatukaltim.com - Animo masyarakat berbelanja ayam, ikan, dan daging di Pasar Penyembolum Senaken di Kecamatan Tanah Grogot, berbanding jauh.
Setidaknya dari pantauan awak media ini selama satu jam, pembeli daging sapi sepi peminat atau "terjun payung" dari dua tahun lalu. Penjual ayam dan ikan setidaknya silih berganti kedatangan calon pembeli, baik sekadar bertanya atau membandingkan harga dari petak satu dengan lainnya. Pemandangan kontras terlihat bagi pedagang daging sapi. Ada yang duduk santai, memainkan ponsel atau merapikan daging jualan. Bahkan sesama penjual daging sapi kerap bertransaksi jual-beli. Tentunya cukup membayar harga modal di awal. Ketimbang tak habis terjual, kembali modal saja mereka sudah bersyukur. Seperti yang dipraktikan penjual daging Asrani dan Amat yang telah berjualan lebih dari tiga dekade. "Ini sebagian saya beli daging sapi bang Amat. Dia jualan setengah hari saja. Sudah biasa sih seperti ini. Ya harganya harga teman atau bayar modalnya saja," kata Asrani, Minggu (22/8/2021). Animo pembeli sendiri sangat jauh berbeda dengan sebelum pandemi COVID-19 mewabah. Biasanya dalam sehari berhasil menjual 70 sampai 80 kilogram, kini turun drastis. Mencapai setengahnya saja sudah sangat bersyukur. "Dulu orang beracara (pesta nikahan atau syukuran) bisa memesan 50 kilogram daging sapi. Sekarang, hanya di antara 10 sampai 20 kilogram," sambungnya. Tidak bisa selalu mengharapkan pesanan dari pesta. Apalagi sekarang ini pemerintah menerapkan Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) semua semua terbatas. Ia tetap semangat dan bersyukur, baginya rezeki sudah ada porsinya masing-masing. "Ini daging sapi lokal saja. Harganya Rp 125-130 ribu per kilogram, sedangkan tulang yang banyak dagingnya Rp 80 ribu, dan kikil Rp 25 ribu per potong," terang Asrani. Sementara itu, Amat warga yang berdomisili di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Tanah Grogot, kini hanya berharap pada penjual bakso. Karena untuk perorangan atau rumah tangga sepi pembeli, begitupun dengan pelanggan dari warung makan juga tidak bisa terlalu diharapkan. "Berharap pada penjual pentol saja. Kalau pembeli dari warung makan sudah sangat jarang selama COVID-19 ini, tak stabil juga," ungkap Amat. Biasanya dalam sehari bisa terjual satu ekor daging sepi. Ya daripada daging jualannya tidak habis dan ia terancam merugi, menjual pada sesama penjual daging sapi jadi solusi. Setidaknya kembali modal. "Kalau dulu sehari bisa habis satu ekor. Sekarang ini dua sampai tiga hari baru habis terjual," pungkasnya. (asa/zul)Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

