Kemandirian Pangan Menghadapi Pandemik COVID-19 Apakah Siap?
Oleh : Panji Sukma Nugraha (Ketua PKC PMII Kaltim-Kaltara) ========== SAMPAI sekarang, kita tidak bisa memastikan kapan siklus penyebaran dan dampak pandemik COVID-19 akan berakhir. Kalaupun menggunakan metode kalkulator, dengan membagi fase menjadi 3 tahapan. Bisa diperkirakan, ini akan berakhir pada bulan Mei-Juni 2020 mendatang. Sehingga pemerintah diharapkan telah menyiapkan pasokan dan bantuan pangan kepada masyarakat terdampak kurang lebih selama 3 bulan. NAMUN disisi lain, pandemik ini belum bisa di pastikan kapan akan berakhir. Mengingat sampai sekarang, tidak adanya vaksin atau obat yang benar-benar ampuh untuk menyembuhkan penderita COVID-19. Kalaupun menunggu vaksin tersebut, waktunya tidak sebentar. Bisa berkisar setahun bahkan lebih. Tapi permasalahannya bukan hanya itu saja. Yang terpenting saat ini adalah apakah kita benar-benar siap dalam ketersediaan pangan?. Apalagi saat ini, negara-negara yang biasa mengekspor pangan, sudah menghentikan pengiriman ke berbagai Negara, termasuk Indonesia. Karena tentunya, pasokan tersebut akan digunakan sendiri, untuk memenuhi ketersediaan pangan di negaranya. Maka dari itu, krisis pangan menjadi kekhawatiran bersama. Karena ada dua hal yang bisa menjadi penyebab krisis pangan tersebut. Yakni tidak ada daya beli masyarakat atau stok pangannya yang tidak tersedia. Seperti kita ketahui. Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor dalam menutup kekurangan kebutuhan pangan. Jika melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan gerakan bersama mewujudkan kemandirian pangan. Sebagai upaya mengantisipasi ketahan pangan dalam menghadapi wabah pandemik COVID-19. Dalam menghadapi permasalahan ini bukan hanya tugas pemerintah saja. Tapi keterlibatan masyarakat secara langsung, tentu akan sangat bermanfaat. Gerakan ini bisa di mulai dari rumah dan lingkungan kita masing-masing. Dengan memanfaatkan perkarangan rumah atau lahan kosong seadanya. Kita bisa menanam berbagai jenis tanaman seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, bahkan buah-buahan yang bisa dijadikan sebagai makanan pokok. Bahkan alangkah baiknya lagi. Tanaman-tanaman yang di tanam, sebaiknya memiliki masa panen tidak terlalu lama. Cukup 2-3 bulan saja. Untuk itu, agar gerakan ini bisa terlaksana dengan baik, peran pemerintah sangat diperlukan. Seperti menyediakan bibit ataupun pupuk. OIeh karena itu, kami dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Pemuda Tani dari HKTI Kalimantan Timur (Kaltim) sangat siap melakukannya gerakan ini. Dimulai dari anggota kami dan kemudian akan mensosialisasikannya kepada masyarakat. Untuk itu kami mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama melakukan gerakan ini, sehingga terwujud kemandirian pangan agar dapat bertahan selama pandemik COVID-19 hingga semua normal kembali. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

