Bankaltimtara

Kesenjangan Infrastruktur BBM di Balikpapan Timur: Antara Hambatan Birokrasi dan Kebutuhan Masyarakat

Kesenjangan Infrastruktur BBM di Balikpapan Timur: Antara Hambatan Birokrasi dan Kebutuhan Masyarakat

Mahasiswa FISIP Universitas Mulawarman, Ariel Aditya Rahmat.-(Istimewa/ Dok. Pribadi)-

Warga Balikpapan Timur berhak mendapatkan layanan yang setara dan pemerintah wajib mempercepat upaya nyata, bukan hanya memberi solusi tambal sulam berupa Pertashop.

Pada kenyataannya, di daerah Manggar pernah terdapat SPBU. Namun SPBU tersebut sudah berhenti beroperasi. 

Gangguan operasional dan penutupan, terutama karena kehabisan stok BBM akibat gangguan distribusi dari depot utama, menjadi penyebab utamanya. 

Meski tidak terdapat informasi rinci mengenai waktu pasti SPBU Manggar berhenti beroperasi secara permanen, terdapat catatan bahwa layanan solar di SPBU tersebut sempat ditutup sekitar September 2014, kemungkinan sebagai penutupan sementara atau terbatas pada jenis bahan bakar tertentu. 

Intinya, SPBU Manggar tidak beroperasi kembali terutama karena masalah pasokan dan kosongnya stok akibat distribusi yang terganggu dari depot utama.

Ketiadaan SPBU besar di Manggar, Manggar Baru, Lamaru, hingga Teritip memaksa masyarakat menempuh jarak lebih jauh ke SPBU terdekat, misalnya di Batakan. 

BACA JUGA: Menimbang Ulang Koperasi Merah Putih: Aspirasi Desa di Tengah Instruksi Sentralistik

Jarak tempuh yang lebih jauh ini secara ironis justru mengurangi efisiensi konsumsi bahan bakar, karena kendaraan harus mengeluarkan bensin tambahan untuk perjalanan yang sebenarnya tidak seharusnya dilakukan. 

Akibatnya, biaya operasional menjadi lebih mahal. 

Selain itu, perjalanan yang jauh ini menambah polusi dan kemacetan, serta menyebabkan pemborosan waktu dan energi yang berdampak negatif pada produktivitas pengendara. 

Kondisi ini semakin menegaskan pentingnya pemerataan distribusi SPBU agar masyarakat dapat mengisi bahan bakar dengan lebih dekat dan efisien, mendukung prinsip keadilan energi dan pelayanan publik yang layak di Balikpapan Timur.

Lantas, apakah kita harus terus mengandalkan bensin eceran yang jelas-jelas tidak efisien dan justru merugikan konsumen? 

Pembelian bensin eceran tidak hanya berisiko menyebabkan harga lebih mahal dan kualitas yang tidak terjamin, tetapi juga menimbulkan dampak negatif lingkungan dan keselamatan akibat penyimpanan yang tidak memenuhi standar. 

BACA JUGA: Komunikasi Tanpa Kekuasaan Itu Dialog, Kekuasaan Tanpa Komunikasi Itu Represif

Di sisi lain, larangan pembelian bensin eceran oleh pihak berwenang, meskipun bertujuan menjaga distribusi yang sehat, justru memperparah kesulitan akses masyarakat, terutama di wilayah yang minim SPBU seperti Manggar dan sekitarnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: