Mahulu Krisis Tenaga Penyuluh KB, 1 Orang Melayani 30 Desa
Mahulu kekurangan penyuluh KB.-Iswanto/ Nomorsatukaltim-
MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Terbatasnya jumlah tenaga Penyuluh Keluarga Berencana (KB) di Mahakam Ulu (Mahulu) masih menjadi tantangan tersendiri dalam menyukseskan program KB di setiap kampung.
Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB Mahulu, dr Petronela Tugan menyebut tenaga penyuluh KB di Mahulu sangat terbatas. Bahkan saat ini hanya ada di Ujoh Bilang, Long Pahangai, dan Tiong Ohang.
Sementara di Laham dan Long Hubung belum terlayani. “Di Long Hubung tadinya ada penyuluh KB, tapi sekarang sudah bertugas di kecamatan lain. Jadi otomatis tidak ada lagi tenaga khusus KB di sana,” ungkap Petronela, Kamis 11 September 2025.
Kondisi ini, katanya, sangat mempengaruhi efektivitas penyuluhan langsung ke masyarakat di setiap kampung, apalagi dengan medan geografis Mahulu yang cukup sulit.
BACA JUGA: Upaya Mengurangi Pasokan dari Luar Daerah, Mahulu Kembangkan Pertanian Terpadu
BACA JUGA: Program Tanam Padi Gunung 10 Hektare di Mahulu Dinilai Gagal, Ketua DPRD Dorong Evaluasi Total
“Kami masih menunggu tindak lanjut dari pusat terkait penempatan tenaga penyuluh tambahan. Harapannya, semua kecamatan bisa terlayani,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, dr Nurizky Permanajati mengatakan, keterbatasan tenaga penyuluh KB bukan hanya terjadi di Mahulu, tetapi merata di seluruh Kaltim dan Kaltara.
Disebutkan bahwa, total keseluruhan tenaga penyuluh KB di Kaltim dan Kaltara sekitar 353 orang.
Menurutnya, perekrutan penyuluh KB bukan kewenangan BKKBN Provinsi atau dinas Kesehatan di setiap kabupaten/kota. Melainkan hal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat.
BACA JUGA: Berpotensi Tingkatkan PAD, DPRD Mahulu Dorong Penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat
“Sementara wilayah kita luas, tapi tenaga hanya sekitar 353 orang untuk dua provinsi. Rekrutmen baru terakhir lewat PPPK, dan saat ini pusat belum membuka formasi baru, jadi stagnan,” terangnya.
Nurizky menilai keperluan ideal adalah 1 penyuluh untuk 1 desa, atau minimal 1 penyuluh melayani 2 desa. “Dulu targetnya begitu. Sekarang, di beberapa daerah 1 penyuluh bisa memegang hingga 30 desa. Bayangkan beratnya beban kerja mereka,” ungkapnya.
Ia menyoroti tantangan penempatan penyuluh, termasuk asal daerah tenaga tersebut. BKKBN menilai, dengan kondisi luas wilayah dan jumlah penduduk yang terus bertambah, kebutuhan tenaga penyuluh KB di setiap kabupaten/kota, terutama di Mahulu menjadi hal yang sangat mendesak untuk segera dipenuhi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
