Bankaltimtara

Tidak Terserap Pasar, Program Budidaya Sorgum di Kutim Mandek

Tidak Terserap Pasar, Program Budidaya Sorgum di Kutim Mandek

Program bertani sorgum di Kutai Timur mandek karena tidak terserap pasar.-(Ilustrasi/ Nomorsatukaltim)-

Sementara itu, Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, menilai sorgum memiliki nilai ekonomi yang cukup menarik. Tanaman ini bisa dipanen hingga tiga kali dalam setahun dan menghasilkan gula coklat alami. 

Namun, tanpa sarana pendukung seperti pabrik pengolahan, pengembangannya belum bisa berjalan maksimal.

BACA JUGA: Panen Raya di Tenggarong, Petani Kukar Sudah Mampu Hasilkan 4 Ton Per Hektare

BACA JUGA: Berau Kembangkan Pisang Kepok dengan Kultur Jaringan, Dorong Produktivitas dan Kualitas Pertanian

“Potensinya luar biasa, tapi sarana penunjangnya belum ada di Kutim. Kalau di Jawa, orang tanam sorgum karena ada pabriknya. Kalau di sini belum ada, ya orang bingung mau jual ke mana,” ucapnya.

Mahyunadi menegaskan, sebelum mengembangkan sorgum secara luas, pemerintah perlu menghitung dulu kelayakan ekonominya dibanding komoditas unggulan lain seperti sawit.

“Kalau hasilnya lebih kecil dari sawit, ya petani pasti tidak tertarik. Tapi kalau memang menjanjikan, baru kita carikan investor dan dukungan agar bisa dikembangkan bersama petani,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: