Bankaltimtara

Pemprov Kaltim Temukan 1.018 Kasus HIV Sepanjang 2025, Perluas Skrining Hingga 272 Faskes

Pemprov Kaltim Temukan 1.018 Kasus HIV Sepanjang 2025, Perluas Skrining Hingga 272 Faskes

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim dr Jaya Mualimin. -Mayang/Disway -

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM-Upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kaltim terus diperkuat seiring meningkatnya jumlah kasus yang terdeteksi sepanjang 2025.

Dinas Kesehatan Kaltim mencatat sebanyak 1.018 kasus HIV ditemukan berkembang selama satu tahun terakhir.

Data tersebut muncul dari skrining yang semakin masif dilakukan pemerintah. Sehingga kasus-kasus lama yang sebelumnya tidak terdeteksi kini mulai masuk ke dalam laporan kesehatan resmi daerah. 

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, mengatakan bahwa lonjakan angka temuan ini tidak dapat langsung dimaknai sebagai peningkatan penularan. Melainkan keberhasilan sistem kesehatan menemukan lebih banyak orang dengan HIV melalui pemeriksaan yang lebih luas dan proaktif. 

"Pada 2025 kami menemukan ada sebanhak 1.018 kasus. Tapi, sebagian besar adalah kasus lama yang baru terdeteksi, bukan serta merta infeksi baru," ungkap Jaya Mualimin saat dihubungi Minggu 7 Desember 2025. 

BACA JUGA:DPRD Kaltim Minta Pola Distribusi Pupuk Dibenahi, Libatkan BUMDes untuk Awasi dari Desa

Menurut Jaya, pemerintah daerah kini menerapkan strategi deteksi dini yang lebih agresif dengan menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini mungkin jarang tersentuh pemeriksaan kesehatan. Dimulai dari ibu hamil, pasangan calon pengantin, tenaga kerja sektor informal, komunitas berisiko, hingga masyarakat umum masuk dalam target skrining. 

Pemeriksaan ini tidak lagi menunggu masyarakat datang ke fasilitas kesehatan, tetapi dilakukan melalui mekanisme jemput bola di tengah lapisan masyarakat.

"Ya kita upayakan ya, Langkah jemput bola melalui skrining masif ini tujuannya adalah agar pengidap positif dapat segera diketahui statusnya sejak dini. Sehingga, untuk langsung mendapatkan penanganan pengobatannya," jelasnya. 

Upaya ini dinilai penting karena semakin cepat HIV diketahui, semakin besar peluang pasien untuk menjalani pengobatan yang efektif. 

Dari sisi persebaran wilayah, tiga daerah dengan jumlah temuan tertinggi tetap berasal dari kawasan berpenduduk besar dengan mobilitas tinggi, seperti Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara. 

Jaya memastikan ribuan pasien yang terdeteksi sepanjang 2025 itu, langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan HIV/AIDS

BACA JUGA:Bersiap Hadapi Libur Natal dan Tahun Baru, Pemprov Kaltim Tegaskan Harga Bahan Pokok Masih Terkendali

Penanganan diberikan melalui terapi antiretroviral (ARV) yang berfungsi menekan jumlah virus di dalam tubuh hingga mencapai kadar aman. Dengan tingkat virus yang rendah atau tidak terdeteksi, risiko penularan kepada pasangan dan orang lain dapat ditekan secara signifikan. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait