Pisang Kepok Grecek dan Cavendish jadi Bibit Unggul Program Ketahanan Pangan di IKN
Para peserta sosialisasi penanaman bibit pisang berbasis kultur jaringan di Lamin Tani Desa Sukaraja, Penajam Paser Utara.-Humas Otorita IKN-
Selain budidaya pisang, upaya peningkatan produktivitas pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN) juga dilakukan melalui pengenalan varietas unggul Padi Gogo, serta penerapan teknologi pertanian konservasi.
Lenggono mengungkapkan bahwa langkah ini ditujukan untuk menyesuaikan dengan karakteristik lahan kering yang banyak terdapat di kawasan IKN.
Menurutnya, Padi Gogo merupakan komoditas yang umum ditanam petani lokal karena lebih adaptif di lahan kering.
BACA JUGA:Nilai Investasi Pembangunan di IKN Sentuh Rp225 Triliun Hingga Oktober 2025
Ia menyebut bahwa varietas unggul seperti IPB Gogo 9 dapat menghasilkan hingga 4 ton per hektare.
Lebih tinggi dibanding rata-rata produktivitas padi gogo lokal yang sekitar 2 ton per hektare.
Adapun budidaya Padi Gogo, kata Lenggono, sejalan dengan prinsip pertanian konservasi karena tidak memerlukan pengolahan lahan intensif, dapat ditanam secara tumpang sari, dan tidak mendukung praktik pembakaran lahan.
“Kegiatan sosialisasi tersebut dilanjutkan dengan penyerahan benih kepada petani serta penanaman varietas IPB Gogo 9 di lahan percontohan yang disiapkan Kelompok Tani Maju Bersama Desa Muara Jawa Ulu,” tambahnya.
Jika berhasil, pengembangan Padi Gogo akan diperluas ke zona pertanian lain di wilayah pengembangan IKN, dengan target minimal 10 persen kawasan daratan dialokasikan untuk produksi pangan.
Disamping itu, pihak Otorita IKN pun juga berharap dengan pengenalan varietas unggul, penerapan teknologi konservasi, serta keterlibatan berbagai pihak diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
BACA JUGA:Dua SPPG Beroperasi di Wilayah KIPP IKN, Layani Ribuan Pelajar dari 18 Sekolah
“Hasil panen Padi Gogo nantinya direncanakan untuk dipasarkan melalui Pasar Komunitas di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) maupun Food Festival yang rutin digelar,” tegasnya.
Sementara itu Guru Besar Agronomi dan Hortikultura IPB Suwarto, menjelaskan bahwa varietas IPB 9G dipilih karena telah teruji di berbagai daerah.
“Varietas ini memiliki umur panen lebih pendek, produktivitas tinggi, dan potensi hasil hingga 9 ton per hektare, dengan realisasi sekitar 4–4,5 ton per hektare,” jelasnya.
Menurut Suwarto, kondisi lahan kering di IKN menjadikan Padi Gogo sebagai pilihan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
