11 Tahun dengan Gerobak Pentol Ojo Lali di Kutai Barat, Hadi Suwito Raup Jutaan Rupiah Tiap Bulan
Hadi Suwito dengan gerobak dagangannya di Barong Tongkok.-Eventius/Nomorsatukaltim-
KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM– Setiap sore di depan Kantor Pos Barong Tongkok, aroma gurih khas pentol (bakso) rebus perlahan menyebar, mengundang selera siapa pun yang lewat.
Dari balik kepulan asap tipis, tampak seorang pria berwajah ramah melayani pelanggan dengan sabar. Dialah Hadi Suwito, perantau asal Jawa Timur yang sejak tahun 2014 setia menjemput rezeki di tanah Bumi Tanaa Purai Ngeriman, Kutai Barat.
Gerobak sederhana miliknya menjadi saksi perjuangan dan ketekunan yang telah ia jalani lebih dari satu dekade.
Dengan tulisan Pentol Ojo Lali terpampang di bagian depan, usaha itu menjadi andalan hidupnya. Setiap hari, Hadi datang sekitar pukul 16.00 Wita dan baru menutup jualannya menjelang malam ketika dagangan mulai habis.
BACA JUGA: Kreatif Promosi di Medsos, Pedagang Buah Segar di Kutai Barat Ini Bisa Jadi Inspirasi UMKM
“Alhamdulillah, setiap hari habis. Sudah ada pelanggan tetap, kebanyakan dari perusahaan. Kadang mereka datang satu bus, kadang juga pesan lewat HP,” tutur Hadi saat ditemui NOMORSATUKALTIM, Senin 3 November 2025.
Gerobak Hadi tidak hanya menarik perhatian karena aromanya yang khas, tapi juga karena ragam isinya.
Ia membawa berbagai jenis pentol, seperti pentol daging, urat, keju, telur ayam, hati ayam, telur puyuh, dan semprol. Sebagai pelengkap, tersedia pula es teh dingin sebagai minuman pendamping.
Harga jualnya pun ramah di kantong, mulai dari Rp2.000 hingga Rp10.000 per biji.
BACA JUGA: Pemkab PPU Dorong Pelaku Usaha Mendaftarkan Produknya untuk Memperoleh HKI
Setiap hari Hadi membawa dagangan senilai sekitar Rp1,5 juta. Meski bekerja di bawah usaha bernama Pentol Ojo Lali, ia merasa bangga bisa menjadi bagian dari bisnis yang berkembang dan dikenal banyak orang di Kutai Barat.
“Saya kerja sama orang, tapi sudah kayak punya sendiri rasanya. Soalnya saya yang bawa, jual, dan layani pembeli langsung,” katanya sambil tersenyum.
Dari hasil jerih payahnya, Hadi mampu meraih penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ia menerima gaji pokok sebesar Rp2 juta, namun dengan tambahan uang jalan dan komisi penjualan, penghasilannya bisa mencapai Rp7 juta per bulan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
