Budidaya Ayam Petelur Mulai Menggeliat di Mahulu

BACA JUGA: Babulu Laut Dicanangkan sebagai KNMP, Fokus Budidaya Rumput Laut

Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Pemkab Mahulu), melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, diakuinya memberikan dukungan nyata bagi kelompok peternak yang serius mengembangkan usaha ayam petelur. 

Bentuk dukungan tersebut meliputi pembinaan teknis, penyediaan fasilitas, serta pendampingan kepada kelompok tani aktif agar mampu meningkatkan produktivitas dan menjaga keberlanjutan usaha.

“Saat ini distribusi telur masih terbatas ke pedagang warung kecil dan rumah makan. Pangsa pasar lainnya masih sangat terbuka untuk digarap,” katanya.

Untuk meningkatkan jumlah produksi telur, pihaknya rutin mengganti ayam sebelum berusia 18 bulan. 

BACA JUGA: Saenuddin, Perantau Sulawesi yang Sukses Budidayakan Kakao di Berau

Ia menjelaskan, pada usia 10 bulan biasanya sudah mulai ada ayam baru yang dipersiapkan untuk menggantikan. 

“Kalau untuk regenerasi ayamnya itu kita kondisikan. Kalau modalnya cukup, sebenarnya tidak perlu menunggu habis masa produksi. Jadi sebelum ayam akhir umur 18 bulan, sudah ada yang baru masuk,” jelasnya. 

Nur Ali menyebutkan, umur ayam sejak menetas hingga menghasilkan telur membutuhkan waktu sekitar 5 bulan atau 19 minggu. 

“Nanti puncak produksinya di umur 25 minggu. Itu sudah puncak,” jelasnya.

BACA JUGA: Penyaluran Beras SPHP Capai 22 Persen, Bulog: Juli-Desember Salurkan 1,3 Juta Ton

Kemudian pemberian pakan yang teratur sesuai standar operasional sangat menentukan keberhasilan produksi. 

Kondisi fisik ayam harus dijaga agar tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus. 

“Kalau kurus nanti masa produksinya mungkin cuma 10 bulan atau tidak sampai. Kalau kegemukan bisa-bisa tidak bertelur sama sekali, karena bakal telur terjebak lemak,” papar Nur Ali.

Untuk itu, pihaknya rutin melakukan penimbangan bobot ayam setiap minggu. 

Sumber: