Lahan Gambut Masih Jadi Momok Karhutla di PPU
Upaya pemadaman karhutla di Kecamatan Penajam oleh tim gabungan 2019 lalu. (ist)
Penajam, nomorsatukaltim.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU) melakukan berbagai antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Meski di tengah pandemi COVID-19.
Berbekal data karhutla tahun sebelumnya, BPBD PPU mengedepankan pelibatan semua unsur dalam mitigasinya. Upaya pencegahannya.
Unsur dengan masing-masing peran diharapkan dapat mencegah terjadinya kebakaran sejak dini. Khususnya di wilayah yang kerap dilanda karhutla.
Kepala Bidang Logistik dan Peralatan BPBD PPU, Nurlaila Nur menjelaskan, pihaknya selalu menekankan upaya pencegahan. Dibandingkan pemadaman. Karena langkah ini lebih efektif untuk menghindari dampak yang luas.
"Sosialisasi ke masyarakat adalah hal yang penting kita lakukan," katanya ditemui Disway Kaltim, Selasa (25/8/2020).
Upaya pencegahan menghadapi karhutla, sebutnya, mendorong untuk pengembangan pengetahuan. "Dengan mengembangkan pendekatan pada pemberdayaan masyarakat," imbuhnya.
Apalagi kebiasaan masyarakat di PPU ialah membakar lahan. Sebagai upaya efisien dalam membangun ladang pertanian. Sudah menjadi kearifan lokal masyarakat di sini. Jelas itu tidak bisa serta-merta dilarang.
Hal itulah yang menjadi penyebab utama terjadinya kerhutla di PPU. Faktornya adalah kondisi cuaca yang panas. Memasuki musim kemarau.
"Makanya kita beri pemahaman. Boleh membuka lahan, tapi harus juga melihat situasi," tegas Laila, sapaannya.
Seperti memperhatikan kondisi cuaca. Dan juga arah angin. Lalu juga membuat sekatan saat ingin membakar lahan.
"Kadang itu yang sering luput dari perhatian. Akhirnya pembakaran yang dilakukan meluas," urai dia.
Sosialisasi dan pendekatan secara berkala dilakukan. Tim BPBD PPU, Kodim 0913/PPU, Polres PPU, Satpol-PP, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan PPU. Hingga unsur kelurahan dan desa. Serta relawan dan masyarakat secara luas.
Di samping itu, ada langkah teknis diupayakan. Yakni monitoring sistem peringatan dini pantauan titik panas atau hot spot. Pihaknya menggunakan aplikasi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

