Pekerja Lokal Berau Capai 70 Persen, Disnakertrans Genjot Peluang di Luar Sektor Tambang
Para pencari kerja saat mendaftar lowongan pekerjaan.-istimewa-
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Upaya Pemerintah Kabupaten Berau dalam meningkatkan keterlibatan tenaga kerja lokal mulai membuahkan hasil nyata.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), hingga saat ini komposisi pekerja asal daerah sudah menembus 70 persen. Bahkan, jika seluruh perusahaan menyampaikan laporan perekrutan secara lengkap, angka tersebut diyakini dapat mencapai 80 persen
Kepala Disnakertrans Berau, Zulkifli Azhari, menyebut capaian ini menandakan tumbuhnya kepercayaan perusahaan terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal.
Ia menegaskan, keterlibatan tenaga kerja Berau tidak hanya terkonsentrasi di sektor pertambangan, tetapi perlahan mulai merambah ke sektor lain, meskipun masih terbatas.
BACA JUGA:Pencarian Anak Tenggelam di Sungai Kelay Berlanjut, Tim SAR Fokuskan Radius 3 Kilometer
“Kalau datanya dilaporkan secara menyeluruh, sebenarnya capaian tenaga kerja lokal bisa di atas 80 persen. Sebab, banyak perusahaan yang melakukan perekrutan langsung melalui kampung, dan itu tidak selalu tercatat di sistem kami,” jelasnya kepada Nomorsatukaltim, Jumat 29 Agustus 2025.
Meski demikian, Zulkifli mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak pada ketergantungan terhadap tambang semata. Menurutnya, minat pencari kerja yang terlalu dominan ke sektor tambang berisiko menutup peluang di bidang lain yang juga menjanjikan.
BACA JUGA:Bonus Atlet Belum Cair, Dispora Berau Janji Tuntas Setelah APBD Perubahan
“Kita tidak bisa terpaku hanya pada tambang. Ada sektor perkebunan, jasa perhotelan, hingga layanan kesehatan yang juga menyerap banyak tenaga kerja. Sayangnya, animo masyarakat untuk sektor selain tambang masih rendah,” katanya.
Kondisi itu terbukti ketika pemerintah membuka rekrutmen tenaga kerja untuk sektor perkebunan. Dari 500 lowongan yang ditawarkan, hampir tidak ada minat masyarakat untuk mendaftar.
Hal ini mencerminkan pola pikir sebagian pencari kerja yang masih memandang sektor pertambangan sebagai satu-satunya pilihan dengan gaji tinggi.
“Orientasi masyarakat masih pada besaran penghasilan. Padahal, sektor lain sebenarnya bisa lebih menjanjikan bila digeluti dengan serius. Harapan kami, kedepan masyarakat lebih terbuka dan tidak hanya fokus pada satu bidang,” imbuh Zulkifli.
Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, Disnakertrans menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai pusat pelatihan berbasis industri, pelaksanaan rekrutmen bersama perusahaan, serta kunjungan ke sekolah-sekolah melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) untuk menggali potensi tenaga kerja sejak dini.
Langkah-langkah tersebut, menurut Zulkifli, menjadi pondasi penting dalam menyiapkan SDM lokal agar lebih adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja lintas sektor.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
