Potensi Investasi Green Energy di Kaltim Tinggi

Selasa 14-07-2020,11:00 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Fortescue Metals Group salah satu penghasil produk biji besi terbesar di dunia, tertarik untuk mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia. Terutama, di bidang hydropower sebagai sumber energi untuk pengembangan green industry. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat menjadi keynote speaker dalam Diseminasi Laporan Perekonomian yang digelar BI Kaltim, Jumat (10/7).

"Di Kaltim ini, investasi renewable energy dan green energy adalah masa depan kita," ujar purnawirawan TNI ini.

Ia menyebut pemerintah pusat akan fokus pada rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau hydropower di Kalimantan dan Papua. Dengan potensi 60 GW untuk demand green industry. Luhut bahkan menyebut pihaknya telah mengidentifikasi 5 lokasi potensial di Kaltim untuk investasi hydro. Dengan total kapasitas sekitar 1,1 GW. "Sungai Mahakam dengan panjang 980 KM itu potensi arus hydropower di sana. Pemda harus pelajari tentang potensi ini," lanjutnya.

Rencana investasi hydropower green energy dan green industry ini juga akan dikembangkan di Kalimantan Utara. Ada Sungai Kayan di sana yang bisa dikembangkan sebagai hydropower. Luhut juga mengatakan pihaknya akan membangun industry green smelter di sana.

Luhut melihat ke depan, green energy akan menjadi industri baru. Sehingga menurutnya pemerintah daerah Kaltim perlu melakukan studi terhadap peluang tersebut. "Tahun 2027 di Eropa tidaj ada lagi mobil yang pake fosil fuel. Mereka akan pakai litium baterai dengan mengedepankan produk green energi. Kaltim harus melihat ini peluang ini," katanya ditujukan langsung kepada Pemprov Kaltim.

Ia pun berpesan agar pemerintah menjaga lingkungan. Terutama pencegahan pada penebangan hutan. Agar peluang green industry bisa terwujud di bumi Etam.

Luhut juga mengapresiasi peforma ekonomi Kaltim yang menurutnya cukup baik. Hanya saja perlu didorong denga diserfikasi usaha berbasis hilirisasi industri. Agar komoditas unggulan Kaltim terutama di sektor pertambangan dan perkebunan, punya nilai tambah. Seperti industri gasifikasi batu bara, industri pengolahan biodesel dari CPO, serta green steel dan industri hilir pengolahan mineral.

"Tidak berpikir tambang kerok-kerok saja lalu ekspor! Itu akan habis," ungkapnya.

Salah satu caranya, kata Luhut, Kaltim perlu memperbaiki iklim investasi di daerah. Terutama dalam regulasi pemda. Meski begitu ia juga berpesan agar Pemda memperhatikan investasi yang masuk ke Kaltim. Jangan sampai ada proyek investasi yang masuk ke Kaltim namun membawa kerusakan pada lingkungan. (krv)

Tags :
Kategori :

Terkait