Ibrahim.
=======
Samarinda, DiswayKaltim.com – Kaltim disebut kekurangan 80 ribu ton beras setiap tahun. Hal demikian diakui Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, Ibrahim.
“Produksi kita sekarang memang belum memenuhi kebutuhan. Karena penduduk bertambah terus,” ucapnya, Kamis (8/82019).
Ibrahim berdalih, produksi beras yang minim ini terjadi karena alih fungsi lahan dari pertanian ke pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. Sejatinya di 10 kabupaten/kota di Kaltim tersedia sawah. Secara keseluruhan, sawah di Kaltim mencapai 119 ribu hektare.
Kabupaten Berau disebut sebagai daerah yang paling banyak memiliki lahan persawahan.
Kata dia, terdapat sejumlah solusi yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Pihaknya sedang mengembangkan lahan kering untuk ditanami padi.
Di sejumlah kabupaten yang telah dicanangkan pemerintah daerah, terdapat 80 ribu hektare lahan kering yang akan dialihkan menjadi sentra penanaman padi.
“Seperti di Kutai Barat. Orang-orang Dayak itu mulai tanam di lahan kering sekitar bulan Oktober. Di Kabupaten Penajam Paser Utara juga demikian. Sebutan sekarang namanya padi gunung,” jelasnya.
Lahan kering ini tersebar pula di Kabupaten Kutai Timur, Paser, dan Kutai Kartanegara. Umumnya, padi yang dihasilkan di lahan kering tak dijual oleh petani.
Mereka menyimpannya untuk kebutuhan rumah tangga. Hal ini akan dimanfaatkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim.
Ibrahim bakal mendorong para petani memproduksi padi di lahan kering untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah.
“Sudah beberapa tahun yang lalu kami kembangkan lahan kering ini,” sebutnya. Pilihan lain dapat diambil pemerintah.
Ibrahim menegaskan, pemerintah bisa mendatangkan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di ibu kota negara yang baru.
“Beras dari Sulawesi bisa masuk ke sini. Padi kita juga banyak yang ke Kalsel dan sebagainya. Bisa saja kita upayakan ketahanan pangan kita terlebih dulu sebelum dibawa keluar,” tutupnya. (qn/boy)