Untuk persiapan kegiatan belajar-mengajar, perjelas yang biasanya 32 akan dibatasi menjadi 16 siswa saja. Separuhnya masuk siang. Jam pelajaran juga akan dikurangi, dibagi dua dengan yang masuk siang.
"Anak-anak suhu badannya juga akan kita tes, jika suhunya tinggi kita minta untuk duduk di ruang piket. Begitu pun pihak guru," ucapnya.
Tak tanggung-tanggung, ia juga akan meminta petugas kesehatan dari puskesmas terdekat untuk berjaga di SMP 21. Sehari, Siswanto meminta petugas kesehatan yang berjaga minimal 2 orang.
"Pemerintah mendukung itu, kita benar-benar didukung untuk jadi sekolah sehat," ujarnya.
Disinggung apakah kegiatannya tersebut telah diketahui oleh Kadisdik Kota Samarinda, Siswanto mengatakan telah ada rapat untuk membahas hal tersebut. Rapat itu dilakukan melalui video conference dengan petunjuk yang sama.
"SMP 21 tidak masalah dengan semua itu, kita siap karena kami adalah sekolah sehat dan Adiwiyata, pembicaraan sudah kita lakukan, tinggal teknisnya saja lagi kita terjemahkan," pungkasnya. (nad/boy)