Pandemi Corona Tak Kunjung Berakhir, Kutim Bisa Hadapi Kekurangan Pangan

Jumat 22-05-2020,14:43 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Bupati Kutim Ismunandar saat diskusi bersama awak media di Kutim. (Fitri/Disway Kaltim) Sangatta, Diswyakaltim.com - Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar menyoroti ketersediaan pangan di kabupaten yang dipimpinnya di tengah pandemi COVID-19. Jika penanganan virus ini tak kunjung berakhir dalam jangka panjang, bisa saja Kutim menghadapi kekurangan cadangan pangan. Pada 29 April 2020, Pemkab mencanangkan pemanfaatan lahan-lahan kosong dan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman pangan. “Diikuti 18 kecamatan se-Kutim dan desa-desanya,” ujar Ismu saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Desa dengan tajuk “Menyiapkan Desa sebagai Lumbung Pangan Indonesia.” Diskusi ini digelar pukul 13.30-16.00 Wita pada Kamis (21/5/2020) kemarin. Kegiatan ini diinisiasi oleh Dialogika dan Disway Kaltim. Ismu juga membeberkan pengalamannya di Kutim selama menyiapkan desa sebagai lumbung pangan. Berbagai upaya telah dilakukannya sejak memimpin Kutim. “Kebanyakan lahan petani beralih yang tadinya bercocok tanam sayur mayur kini menjadi lahan kelapa sawit. Untuk itu, pasokan kebutuhan pokok kita masih kurang,” ujarnya. Ismu mengatakan, Kutim memiliki wilayah seluas 35.747,62 kilometer persegi. Karena itu, Kutim lebih luas daripada Provinsi Jawa Barat. Wilayah yang luas menjadi tantangan tersendiri dalam mewajudkan desa sebagai lumbung pangan. “Kita belum berani mengatakan lumbung pangan nasional. Karena dari sisi produksi ketika kita diamanahi belum mencukupi. Kita masih defisit 30-40 ton per tahun,” sebutnya. Kata Ismu, Kutim menghasilkan 70 juta metrik ton batu bara per tahun. Kemudian kebun kelapa sawit lebih dari 400 ribu hektare. Yang dikuasai oleh pengusaha perkebunan kelapa sawit. Masifnya pembukaan lahan untuk tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit membuat lahan pertanian beralih fungsi. Seiring itu pula, jumlah petani berkurang. Sehingga tantangan pemerintah ke depan yakni mekanisasi pertanian dan ekstensifikasi pertanian tanaman pangan. Inilah yang fokus dilakukan Pemkab dalam rangka meningkatkan produksi pangan di Kutim. Ia mengatakan, Pemkab juga tengah konsen melatih petani dan menyiapkan mekanisasi alat-alat pertanian. Selain itu, Pemkab melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim membina Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Contohnya Bumdes Tepian Langsat, Bangun Jaya, Suka Maju, dan lainnya. Sejatinya, kata Ismu, Pemkab memberikan bantuan alat-alat pertanian untuk desa-desa di Kutim. Namun alat pertanian itu rusak karena tidak dipelihara dengan baik. “Untuk itulah kita membentuk Brigade Alsintan. Yang mengolah pemanfaatan peralatan pertanian. Dengan sistem pinjaman dari petani untuk mengelola lahannya,” jelas Ismu. (fs/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait