AGM Sesalkan Perbaikan Jalan Trans Kalimantan di PPU yang Tak Kunjung Rampung

Rabu 20-05-2020,19:55 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Penajam, Diswaykaltim.com - Salah satu masalah yang tak kunjung selesai di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), ialah aksebilitas Jalan Trans Kalimantan. Sudah belasan tahun ruas Jalan Sepaku-Samboja Kutai Kartanegara (Kukar) rusak parah. Infrastruktur ini merupakan jalan provinsi. Otomatis kewenangan perbaikannya berada di tangan Pemprov Kaltim. Berulang kali Bupati PPU Abdul Gafur Masud (AGM) meminta Pemprov Kaltim memusatkan perhatian untuk perbaikan jalan tersebut. Pasalnya, jalan itu dipenuhi lubang. Sehingga membahayakan pengguna jalan. Sejatinya, Pemkab PPU bisa memperbaiki jalan tersebut. Namun akan menimbulkan masalah. Karena perbaikan Jalan Sepaku-Samboja menjadi kewenangan Pemprov Kaltim. “Oleh karenanya, sudah harus ada perhatian lebih serius,” ungkapnya di sela-sela kunjungan kerja Pansus LKPJ DPRD Kaltim beberapa waktu lalu. Pada dasarnya, Pemprov Kaltim tak tinggal diam. Setiap tahun terdapat anggaran yang digelontorkan. Pada 2019, tak kurang dari Rp 80 miliar digunakan untuk peningkatan jalan dengan jarak sekira 104 kilometer itu. Memang, Pemprov Kaltim menjanjikan akan menangani jalan rusak tersebut. Dengan cara bertahap. Tetapi AGM meminta jalan itu diperbaiki secara keseluruhan. “Atau dengan kata lain. Hanya dikerjakan pada titik-titik yang rusak,” imbuhnya. Ia beralasan, perbaikan jalan itu sudah dikerjakan selama puluhan tahun. Namun hingga kini, proyek itu tak kunjung rampung. “Jika pekerjaan masih dilakukan dengan cara seperti ini, dipastikan pembangunan ini tidak akan rampung dalam 20 tahun ke depan,” tegasnya. Bupati termuda di Kaltim ini mengatakan, salah satu keuntungan pengerjaan jalan secara keseluruhan yakni pemerintah dapat menghemat anggaran. Apalagi jalur ini merupakan jalan utama yang selalu dilalui kendaraan-kendaraan perusahaan. Sehingga pembangunannya juga harus cepat dan kokoh. Agar mampu bertahan dalam kurun waktu yang panjang. Selain itu, jalan tersebut berada di lokasi yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagi ibu kota negara Indonesia. “Untuk itulah kenapa jalan-jalan provinsi di PPU wajib segera diperbaiki,” tandasnya. Anggota DPRD PPU dari Dapil Sepaku Abdul Rahman Wahid menegaskan hal serupa. Jalur ini tak hanya menjadi penghubung antar wilayah di PPU atau wilayah di Kaltim. Namun juga dijadikan jalan penghubung antar provinsi: Kaltim-Kalsel. Apalagi jalan itu dijadikan akses bagi masyarakat untuk menjalankan roda perekonomian. “Jalan ini sumber ekonomi warga. Karena ini akses darat utama mereka,” katanya, Rabu (20/5/2020). Ia mencontohkan, sebagai akses yang digunakan warga untuk mengangkut hasil pertanian, warga pun terhambat karena jalan rusak. Otomatis, roda perekonomian warga terhambat. Selain itu, perbaikan jalan ini akan meningkatkan taraf hidup warga di sekitarnya. “Paling tidak UMKM di sini akan dapat hidup dari pejalan yang melintas,” katanya. Wahid membeberkan, situasi jalan itu berliku, terjal, berlumpur, dan licin. Ruas Jalan Sepaku-Samboja terlihat baik lantaran sudah diaspal. Meski demikian, masih ada beberapa titik yang berlubang dengan ukuran sedang dan besar. Sekian waktu berlalu, sebagian besar ruas jalan rusak parah. Dari keseluruhan badan jalan, sebagian sudah dibeton. Sebagian berkontur tanah, aspal, dan agregat. “Kalau dari arah Kilometer 38, wilayah Semoi 2, Semoi 3, dan sebagian Semoi 1, sudah beton. Tengin Baru sampai Sukaraja bahkan sampai Bukit Raya, itu jalannya hancur. Lubang-lubang. Rusak parah,” urainya. Selain jalan yang cenderung sempit, masalah lain muncul ketika hujan turun. Alhasil, jalanan yang berkontur tanah tersebut berlumpur dan licin. “Kendaraan bermuatan tidak bisa lewat. Jelas berbahaya kalau mereka memaksakan,” sebutnya. Tak jarang insiden kendaraan terguling atau terbalik kerap terjadi di Jalan Sepaku-Samboja. Politisi Partai Gerindra ini berharap alokasi anggaran untuk peningkatan jalan secara keseluruhan. Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat bisa menjadikannya prioritas pembangunan. “Meski saat ini kondisi keuangan daerah sedang terkoreksi karena kondisi pandemi COVID-19, jalan ini harus tetap prioritas untuk dilaksanakan,” tutupnya. (rsy/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait