Semangat Mendirikan Perguruan Tinggi Pertama di PPU

Minggu 17-05-2020,20:17 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Hasanuddin Hakam saat memaparkan keinginannya mendirikan kampus pertama di PPU. Ia berkomitmen mewujudkan niat tersebut. Langkah awalnya, mencari dukungan warga, Pemkab, dan DPRD PPU. (Robbi/Disway Kaltim) Penajam, Diswaykaltim.com - Berangkat dari niat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), salah seorang warga Kota Bontang berpindah kependudukan menjadi warga Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU): Hasanuddin Hakam. Sejak Maret lalu, ia sudah resmi tinggal di Nipah-Nipah. Kemudian Hakam mendirikan sebuah yayasan. Namanya Yayasan Pendidikan Islam Penajam. Lalu Hakam bertekad mendirikan sebuah Perguruan Tinggi (PT) pertama di wilayah yang rencananya dekat dengan pusat pemerintahan Indonesia ini. “Saya sudah mengganti KTP saya. Awalnya KTP Bontang menjadi KTP Penajam. Jadi saya bertekad sudah tinggal di sini,” ucapnya kepada Disway Kaltim saat ia berkunjung ke Kantor DPRD PPU. Selain itu, Hakam yang juga pendiri sekaligus Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syamsul Ma’arif di Bontang ini bertekad mengabadikan nama Penajam pada PT yang akan didirikannya. Ia tidak mau nama daerah itu hilang. “Seperti Yogyakarta. Tidak ada nama daerah di universitasnya. Yang ada Gajah Mada,” sebutnya. Hakam ingin seperti Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknik Bandung. Oleh karena itu, ia akan mendirikan PT bernama Universitas Islam Penajam (UIP). Namun, berbasis universitas umum. Sehingga tetap menerima pelajar non-muslim. “Apalagi kalau benar ibu kota negara ada di sini. Masa nama Penajam mau hilang juga?” ucap Hakam. Terlepas jadi atau tidaknya ibu kota negara dipindah ke Kaltim, ia menegaskan akan tetap mewujudkan misinya. Langkah awalnya, menggalang dukungan masyarakat PPU. Strateginya, meminta dukungan 700 RT di Benuo Taka. “Alhamdulillah kebanyakan masyarakat yang kami datangi setuju,” ujarnya. Sejak Maret, sudah terkumpul hampir 100 dukungan. Dari setiap warga yang didatanginya, Hakam memberikan lembaran dukungan secara tertulis. Ia mengaku sangat membutuhkan dukungan setiap elemen pemerintahan dari level terbawah. Dukungan dalam bentuk berkas itu akan menjadi dasarnya memperoleh izin. Secara bertahap, jika dukungan masyarakat sudah didapatkannya, maka misinya akan mudah ditunaikan. Selain itu, dengan mencari dan mengantongi dukungan, ia dapat mengetahui keinginan masyarakat. Lebih tahu yang dibutuhkan warga. “Sekaligus silaturahmi,” katanya. Dengan berdirinya PT tersebut, warga PPU tak jauh lagi menuntut ilmu dan mendapatkan gelar sarjana. Putra daerah pun tak perlu takut tersingkir dengan kedatangan orang-orang dari luar PPU. Dalam kunjungannya ke Kantor DPRD PPU, ia bertemu dengan Ketua DPRD PPU, Jhon Kenedy. Selain mengantongi dukungan, Jhon juga diminta bersedia menjadi ketua senat saat PT tersebut berdiri. Ia juga menghampiri beberapa wakil rakyat. Untuk mencari dukungan. Dari orang-orang yang mendukung berdirinya PT pertama di PPU ini, ia menghimpun setiap kontaknya untuk dimasukkan dalam grup WhatsApp. Grup itu digunakan untuk merawat komunikasi dengan para pendukung pendirian kampus tersebut. “Sebelumnya, saya juga sudah bertemu dengan Wakil Bupati Hamdan. Beliau juga mendukung,” pungkasnya. (rsy/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait