90 Tenaga Medis Reaktif COVID-19, Puskesmas Long Ikis dan Long Kali Ditutup

Sabtu 02-05-2020,01:24 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Penajam, DiswayKaltim.com – Anomali. Ketika masa darurat pandemi Coronavirus Disease (COVID-19), fasilitas kesehatan Puskesmas Long Ikis dan Long Kali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) justru malah dihentikan. Sejak Kamis (30/4). Ini lantaran Gugus Tugas (gugas) Percepatan Penanganan COVID-19 memperoleh sebagian besar petugas medis di puskesmas tersebut menunjukkan hasil reaktif terpapar corona setelah rapid test—tes cepat. Kepala Dinas Kesehatan Amir Faisol yang juga juru bicara Gugus Tugas mengakui penutupan ini bersifat sementara. Namun ia tidak dapat menyebutkan jangka waktunya sampai kapan. “Saat ini semua tindakan medis dihentikan di Puskesmas Long Ikis. Ada satu pasien rawat inap dikembalikan ke rumahnya,” ungkap Amir Faisol, ketika dikonfirmasi Disway Kaltim, Jumat (1/5). Selain itu, hingga saat ini puskesmas dipergunakan sebagai tempat isolasi para petugas yang menunjukkan hasil tes cepat positif. Adapun untuk masyarakat sekitar yang akan berobat, akan dialihkan ke Puskesmas Kayungo atau Krayan Jaya. "Kami akan segera memindahkan mereka. Di sana hanya sementara saja," ucapnya. Pemindahan tempat isolasi petugas medis tersebut bisa saja ke Hotel Kyriad Sadurengas di Tana Grogot. Pasalnya di tempat tersebut telah dijadikan tempat khusus karantina Orang Dalam Pemantauan (ODP). Dari hasil tes cepat kepada paramedis dan pegawai di puskesmas rawat inap terbesar di Paser itu, ada sekira 70 pegawai yang menunjukkan hasil reaktif. "Sebelumnya yang saya sampaikan saat konferensi pers, ada 34 yang yang dinyatakan positif pada rapid test. Saat rilis itu, pemeriksaan rapid test masih berlangsung," terangnya. Tes cepat corona kepada petugas Puskesmas Long Ikis dilakukan setelah tracking adanya pasien COVID-19, PSR 2 –pasien kedua positif di Paser. Ia merupakan klaster Balikpapan yang sebelumnya pernah berobat di Puskesmas Long Ikis, sebelum dirujuk ke RSUD Panglima Sebaya sebagai pasien PDP. "Kami masih menunggu hasil tes swab untuk memastikannya. Karena, akurasi rapid test itu hanya 35 persen saja. Memang diagnosa pastinya menggunakan PCR (tes swab) itu," terang Amir. Ia menjelaskan, kemungkinan kontak PSR 2 diperkirakan terjadi pada 26 Maret lalu. Berjenis kelamin laki-laki umur 23 tahun. Dari hasil tracking Diskes Paser, pada 8 Maret 2020, PSR 2 melakukan perjalanan ke Samarinda dan Balikpapan. Kala itu ia ditemani dua orang temannya yang sekarang juga telah diisolasi di RSUD Panglima Sebaya. Lalu pada 21 Maret 2020, pasien PSR 2 kembali ke rumahnya di Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser. Padahal saat itu ia merasakan gejala COVID-19. Yaitu demam, batuk, dan pilek. "Namun tidak melapor ke puskesmas setempat. Setelah keluhan tidak berkurang, pada 26 Maret 2020, pasien baru menelpon petugas puskesmas setempat dan menceritakan keluhan dan memiliki riwayat perjalanan dari Balikpapan dan Samarinda," terangnya. Dari hasil pemeriksaan dokter puskesmas saat itu, belum bisa memastikan yang bersangkutan ini terpapar COVID-19. Ada jeda waktu lima hari dari waktu kedatangan pasien yang baru melapor. Saat itu PSR 2 lalu diberi obat dan dipersilakan kembali ke rumah. "Nah, saat itu pasien sempat kontak petugas dengan puskesmas,” lanjutnya. Kemudian pada 29 Maret 2020 karena keluhan tidak berkurang, pasien kembali lagi ke puskesmas dengan diantar satu orang keluarganya, dan dilayani oleh dokter dan perawat Puskesmas Long Ikis. Karena tak kunjung membaik, pada 5 April 2020 pasien berobat ke klinik swasta. Didiagnosa terpapar COVID-19, pasien pun dirujuk ke ruang isolasi RS Panglima Sebaya, setelah melakukan konsultasi dengan dokter spesialis paru. Lalu pada 7 April 2020 pasien PSR 2 menjalani pengambilan spesimen. Dan dinyatakan positif COVID-19 pada 17 April 2020 atau sepuluh hari setelah pengambilan spesimen. "Kemungkinan ini adalah penularan berantai. Kemungkinan sejak itu, petugas di Long Ikis sudah masuk OTG (Orang Tanpa Gejala)," ucap Amir. Lebih lanjut, selain pada pegawai puskesmas, tracking dan rapid test juga akan dilakukan kepada keluarga dan orang-orang yang pernah bersama dengan PSR 2. Sejak pulang dari Balikpapan hingga masuk RSUD. Kegiatan yang sama juga akan dilakukan di dua lokasi di Kecamatan Long Kali, salah satunya Puskesmas Long Kali. Yaitu pada keluarga dan kerabat pasien PSR 6, dan keluarga dari santri Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan yang baru saja pulang. Kabar terbaru yang diperoleh Disway Kaltim, pemberhentian operasional juga dilakukan di Puskesmas Long Kali mulai Jumat ini. Hal itu dilakukan setelah muncul hasil tes cepat kepada petugas medisnya. Dari informasi yang dihimpun, sekira 52 petugas medis yang dites cepat. Dan 30 petugas di antaranya yang menunjukkan hasil reaktif terpapar virus corona. "Semoga saja nanti hasil swabnya negatif," kata Amir. (rsy/dah)  

Tags :
Kategori :

Terkait