Sabu dari Malaysia Masuk lewat Jalur Tikus

Selasa 30-07-2019,15:55 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Direktur Resnarkoba Polda Kaltim Kombes Pol Akhmad Shaury saat merilis pengungkapan peredaran sabu dari Malaysia, beberapa waktu lalu. (Dok DiswayKaltim)

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Tingginya peredaran narkotika dari Malaysia ke Indonesia melalui perbatasan di Kalimantan bagian utara menjadi perhatian Direktorat Resnarkoba Polda Kaltim.

Pasalnya, narkotika yang masuk ke Indonesia dari negara tetangga itu salah satunya banyak beredar di wilayah Kaltim.

Atas hal itu, jajaran Ditresnarkoba Polda Kaltim pun bertindak. Lebih mengintensifkan pengawasan serta mempertebal pengamanan, dengan menambah jumlah personel di beberapa titik yang dianggap rawan alias menjadi jalur peredaran.

"Jadi narkoba itu dari Malaysia, menyebrang masuk ke wilayah Kaltara (Kalimantan Utara), itu pakai kapal, kapal nelayan. Kemudian sampai di Kaltara, yaitu Bulungan, lalu ke Berau (Kaltim). Jadi dari Malaysia sampai ke Kaltim, itu ada jalur darat sama laut. Ada juga dari Bulungan ke Berau lewat jalur laut," kata Direktur Resnarkoba Polda Kaltim Kombes Pol Akhmad Shaury didampingi Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Kaltim AKBP Karyoto kepada DiswayKaltim.com, Selasa (30/7).

Untuk jalur peredaran, ada melalui tempat-tempat umum. Ada juga yang melewati tempat yang jarang dilalui banyak orang alias jalur tikus. "Di daerah perbatasan, ada banyak jalur tikus. Tapi enggak sampai puluhan. Dan sudah kita petakan," ungkapnya.

Sejumlah personel telah ditempatkan di beberapa titik-titik alias jalur yang telah dipetakan jajaran kepolisian tersebut. Selain personel langsung Ditresnarkoba, jajaran Polres setempat juga dimaksimalkan.

"Tentu kalau pos terbuka tidak ada. Tapi yang mobile (personel) kita sudah tempatkan tertutup. Karena kan kalau terbuka kurang efektif. Dan kalau peredaran yang di jalur laut, kita kerja sama dengan jajaran Polairud (Polisi Perairan dan Udara)," terang perwira melati tiga di pundak itu.

Selama ini, lanjut Akhmad Shaury, pihaknya menghadapi beberapa kendala dan tantangan dalam upaya mencegah peredaran narkotika yang diedarkan dari negeri jiran tersebut, kemudian masuk melalui perbatasan Kaltara-Kaltim. Salah satunya jumlah personel yang tak bisa menjangkau luas daerah.

"Luas dan panjang juga kan daerahnya itu (Bulungan-Berau). Sarana dan prasarana juga. Kemudian medannya juga," katanya.

Untuk diketahui, rata-rata narkotika yang beredar di Kaltim berasal dari Malaysia. Di tahun 2019 ini misalnya, jumlah barang bukti pengungkapan sabu hingga Juli mencapai 33 kilogram. Sementara ekstasi 2.497 butir.

"Itu seluruh Kaltim. Kalau khusus pengungkapan Ditresnarkoba, sabu 28 kilogram dan ekstasi 2.473 butir. Itu rata-rata barang dari Malaysia," pungkasnya. (sah/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait