Warga Singa Geweh Tanam Pisang di Jalan, Kesal Dua Tahun Akses Rusak Tak Ditangani

Minggu 07-12-2025,13:30 WIB
Reporter : Sakiya Yusri
Editor : Baharunsyah

KUTIM, NOMORSATUKALTIM – Aksi protes warga kembali terjadi di Kelurahan Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur (Kutim).

Setelah sebelumnya sempat menolak program bantuan 1 Motor 1 RT, kini masyarakat menunjukkan bentuk kekecewaan lain kepada pemerintah daerah.

Kali ini, mereka menutup akses jalan rusak dengan menanam pohon pisang tepat di badan Jalan Pertanian RT 26.

Aksi itu merupakan bentu kekecewaan warga lantaran fasilitas publik yang seharusnya menjadi prioritas justru terbengkalai.

BACA JUGA:Bupati Kutim Pilih Tidak Berkomentar Banyak Soal Penetapan Tiga Tersangka Kasus RPU

Dari pantauan lapangan, Jalan Pertanian yang merupakan jalur utama aktivitas harian masyarakat, tampak dipenuhi lubang besar. Permukaan tanahnya juga licin. Sehingga semakin menyulitkan mobilitas warga.

Ketua RT 26, Chalvin S. Mangera, menjelaskan bahwa kondisi jalan tersebut telah rusak sejak 2023. Selama dua tahun, masyarakat hanya mengandalkan gotong royong. Serta  tambal sulam seadanya menggunakan batu merah, agar akses tidak sepenuhnya lumpuh.

Menurut Chalvin, upaya warga untuk memperbaiki sendiri kondisi jalan merupakan bentuk keputusasaan setelah berkali-kali menyampaikan keluhan tanpa hasil.

BACA JUGA:Forum RT Singa Geweh Tolak Bantuan Motor dari Pemkab Kutim, Ternyata Alasannya Gara-Gara Ini

Ia menyebut bahwa masyarakat merasa diabaikan karena hingga kini belum ada tanda-tanda penanganan nyata dari pemerintah.

“Ini sudah 2025. Sampai sekarang belum ada perbaikan dari pemerintah,” ujar Chalvin, Minggu 7 Desember 2025.

BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi ASN, Korpri Kutim Prioritaskan Pelatihan yang Relevan

Ia menyebutkan, Jalan Pertanian merupakan akses vital yang menghubungkan warga dengan pasar, sekolah, fasilitas kesehatan, dan pusat aktivitas ekonomi.

Karena itu, masyarakat berharap pemerintah tidak menunda lagi perbaikan, mengingat fungsi strategis jalan tersebut dalam kehidupan sehari-hari warga.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, terdapat sedikitnya 10 titik kerusakan parah yang dinilai membahayakan pengguna jalan.

Kategori :