Cakupan imunisasi rutin juga meningkat, termasuk pemberian dosis kedua vaksin IPV yang naik dari 63 persen pada 2023 menjadi 73 persen pada 2024.
Sebagai bagian dari percepatan cakupan IPV, Kementerian Kesehatan memperkenalkan vaksin heksavalen yang menggabungkan DPT-HB-Hib dan IPV dalam satu suntikan.
Program ini mulai digulirkan pada Oktober 2025 di DIY, NTB, Bali, dan enam provinsi di Tanah Papua, sebelum diperluas secara nasional tahun berikutnya.
Indonesia juga memperkuat surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP), termasuk peningkatan kualitas spesimen dan sensitivitas deteksi.
BACA JUGA: Penyakit Dalam Mulai Serang Anak Muda, Salah Satunya Disebabkan Pola Hidup Tidak Sehat
Penilaian tim independen global melalui Outbreak Response Assessment (OBRA) pada Juli 2023, Desember 2024, dan Juni 2025 menyimpulkan bahwa Indonesia menjalankan respons KLB sesuai standar dan tidak ditemukan kasus baru.
Dengan seluruh indikator terpenuhi, WHO menyatakan Indonesia telah memenuhi kriteria berakhirnya KLB polio.
UNICEF melalui perwakilannya, Maniza Zaman, menilai pencapaian ini menunjukkan kekuatan kolaborasi berbagai pihak.
“Kita harus terus menjaga momentum agar setiap anak mendapatkan imunisasi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan bebas dari polio serta penyakit lainnya yang dapat dicegah dengan imunisasi,” ujarnya.
BACA JUGA: Hati-Hati Penyakit Kulit pada Anjing Bisa Menular ke Manusia, Pemilik Wajib Lakukan Ini!
Kementerian Kesehatan menegaskan komitmen untuk menjaga Indonesia tetap bebas polio melalui penguatan imunisasi rutin, peningkatan surveilans, dan kerja sama lintas sektor.