Ia menyebut keberadaan rumah sakit baru kelak akan melengkapi sistem yang sudah ada. RSUD Kanujoso Djatiwibowo atau rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) itu, selama ini menjadi rujukan regional.
Dua rumah sakit baru itu diharapkan bisa mengurangi beban layanan, sekaligus menguatkan jangkauan pelayanan publik di tingkat kota.
"Dengan adanya RS Kanujoso, pelayanan kesehatan kita sebenarnya sudah kuat. Dua rumah sakit baru nanti akan menutup celah pemerataan itu," ungkapnya.
Di tengah pemangkasan anggaran, DPRD dan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menata ulang prioritas. Program jangka panjang yang tidak mendesak ditunda. Namun program dasar yang langsung menyentuh warga tetap dipertahankan.
BACA JUGA: Sri Juniarsih Mas Ingin Pastikan Pembangunan Rumah Sakit Baru Berjalan Lancar
Beberapa yang terus dijalankan antara lain BPJS gratis, pembangunan puskesmas, percepatan rumah sakit baru, program Beasiswa, dan program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Keduanya seperti beasiswa dan MBG, didorong lantaran terkait langsung dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam tekanan fiskal, pembangunan SDM dianggap tidak boleh berhenti. Yono mengakui bahwa langkah ini tidak sederhana.
Baginya, kota perlu menyesuaikan ritme pembangunan dengan kemampuan anggaran. Tetapi ia menegaskan bahwa DPRD akan mengawal seluruh proses agar pelayanan dasar warga tidak terganggu.
"Kami pastikan sektor kesehatan tetap maju. Pemangkasan anggaran tidak mengubah arah itu," tekannya.
BACA JUGA: Harap-Harap Cemas Menunggu Pembangunan Rumah Sakit Di Baltim
Dengan rencana dua rumah sakit baru, penguatan layanan dasar, dan komitmen menjaga program kesehatan gratis, Balikpapan mencoba melewati tekanan fiskal tanpa kehilangan tujuan utamanya yaitu dengan memastikan seluruh warga mendapat layanan kesehatan yang layak. (*)