Festival Gemeoh 2025 Resmi Dibuka, Semarakkan HUT ke-224 Melak dengan Budaya Lokal

Selasa 11-11-2025,20:01 WIB
Reporter : Eventius Suparno
Editor : Didik Eri Sukianto

Setidaknya terdapat puluhan stand yang disediakan, terdiri atas 30 stand kuliner, 8 stand UMKM pakaian dan sembako, serta 5 stand pameran otomotif.

“Harapan kita, dengan dilibatkannya pelaku UMKM dan kuliner, mereka bisa mendapat ruang untuk menambah pendapatan sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga. Festival ini bukan hanya hiburan, tapi juga wadah ekonomi rakyat,” ujarnya.

Menurut Sadli, Festival Gemeoh semakin berkembang dan kini tidak hanya menjadi agenda tahunan Kecamatan Melak, melainkan juga bagian dari identitas Kabupaten Kutai Barat yang patut dibanggakan.

Sementara itu, Camat Melak, Asrin Surianto menilai bahwa Festival Gemeoh memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama bagi sektor pariwisata dan UMKM.

BACA JUGA: Festival Sarut Jadi Daya Tarik Budaya, Camat Damai Dorong Kampung Punya Ciri Khas Wisata Sendiri

Ia mengatakan, bahwa wilayah Melak, yang terletak di pesisir Sungai Mahakam, memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk ke berbagai kecamatan di Kutai Barat, seperti Barong Tongkok, Sekolaq Darat, Damai, dan Linggang Bigung.

“Ini potensi besar karena Melak menjadi daerah transit yang ramai. Dengan festival seperti ini, orang akan datang, berbelanja, menikmati kuliner, dan tentu ikut mengenal budaya kita,” tutur Asrin.

Lebih jauh, ia menilai Festival Gemeoh bukan sekadar ajang hiburan, melainkan ruang bagi masyarakat untuk berkreasi dan menampilkan kearifan lokal.

Salah satu contohnya adalah kegiatan Lelang Jajaq Bahari yang menjadi perhatian pengunjung pada hari pembukaan.

BACA JUGA: DPRD Kubar Minta Pemerintah Serius Garap Potensi Sawah Baru di Barong Tongkok

“Tadi ada lelang jajaq-jajaq bahari, itu kue zaman dulu yang dulu sering kita nikmati waktu kecil. Sekarang kita hidupkan lagi lewat festival ini. Kalau respons masyarakat bagus, bisa saja nanti kita dorong untuk diproduksi massal,” jelasnya.

Asrin menyebutkan, beberapa jenis jajanan tradisional yang kembali diperkenalkan dalam kegiatan tersebut, seperti Bolu Bingkaq Berendam, Lapis Belacan, Wajik, Tumpi Bulat, Tumpi Getas, Sari Muka, hingga Lemang.

Semua itu, katanya, merupakan potensi kuliner khas Kutai Barat yang layak dikembangkan menjadi produk UMKM unggulan.

“Potensinya besar sekali. Ini bisa jadi identitas baru Melak di sektor kuliner. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata kuliner,” ungkapnya.

BACA JUGA: Semua Kampung di Nyuatan Kubar Sudah Punya Pustu, Tapi Kekurangan Tenaga Medis

Selain sektor ekonomi, Asrin menekankan bahwa Festival Gemeoh juga memainkan peran penting dalam memperkuat kebanggaan dan identitas masyarakat lokal.

Kategori :