Selain itu, komoditas jeruk ikut memberikan tekanan inflasi.
"Ketersediaan jeruk dari luar daerah terbatas, baik yang berasal dari impor maupun produksi dalam provinsi, sehingga harga mengalami kenaikan selama periode Oktober," ujarnya.
Di sisi lain, sejumlah komoditas mencatat penurunan harga yang cukup signifikan, menahan laju inflasi secara keseluruhan.
BACA JUGA:Pengamat Ekonomi Unair: Pabrik Soda Ash Bontang Bikin Arus Logistik Nasional Merata
Ia mengungkapkan, komoditas yang menjadi pendorong utama deflasi antara lain bawang merah, ikan layang, kacang panjang, serta tarif angkutan udara.
"Bawang merah mengalami penurunan harga seiring masuknya musim panen di daerah sentra produksi seperti Sulawesi dan Jawa. Ketersediaan stok meningkat cukup besar, sementara permintaan tetap stabil," sebutnya.
Untuk ikan layang, penurunan harga terjadi karena peningkatan hasil tangkapan nelayan.
"Kondisi cuaca pada periode tersebut mendukung aktivitas melaut, sehingga pasokan ikan layang meningkat dan berdampak pada penurunan harga di tingkat konsumen," tutur Robi.
Kenaikan dan penurunan harga tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling mengimbangi pergerakan indeks secara keseluruhan.
"Dinamika harga pangan Oktober menunjukkan bahwa inflasi daerah sangat dipengaruhi keseimbangan antara produksi, distribusi, dan permintaan."
"Ketika pasokan terganggu, komoditas tertentu naik. Namun ketika produksi dan pasokan membaik, komoditas lain dapat menahan kenaikan indeks," urainya.
Selain faktor pangan, penurunan tarif angkutan udara ikut memainkan peran penting dalam menekan inflasi transportasi.
Ia mengatakan bahwa tarif angkutan udara turun, disebabkan oleh permintaan perjalanan udara menurun memasuki periode low season.
BACA JUGA:Tokenisasi Aset Naik Level, EDENA Listing di BingX dan Bursa Top Dunia
"Penurunan ini memberi ruang penyeimbang terhadap beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga," imbuhnya.
BI Balikpapan menilai bahwa periode akhir tahun berpotensi menghadirkan tantangan baru terhadap harga pangan.