SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Puluhan pelaku usaha di Jalan Abul Hasan, Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda, kompak menyuarakan penolakan terhadap kebijakan sistem satu arah.
Mereka menilai aturan baru yang diterapkan sehari terakhir itu justru mematikan usaha kecil dan membuat pelanggan enggan berkunjung di sepanjang Jalan Abul Hasan menuju Jalan Diponegoro.
Penolakan ini pun diwarnai dengan aksi damai warga Abul Hasan yang memasangkan spanduk penolakan penerapan jalan satu arah pada barrier pembatas jalan, sebagai bentuk protes langsung terhadap kebijakan tersebut pada Kamis, 25 September 2025.
Salah satu pelaku usaha, pemilik Sari Madu Bakery, Diah mengatakan, perubahan arus lalu lintas membuat pelanggan kesulitan mengakses tokonya.
Hal ini berdampak langsung pada penurunan penjualan yang cukup signifikan.
BACA JUGA:Kejati Kaltim Tahan Direktur Operasional PT Kace Berkah Alam Terkait Dugaan Korupsi Perusda BKS
"Omzet kami turun drastis. Banyak pelanggan mengeluh karena sulit mencari tempat parkir. Kalau roti tidak habis terjual, terpaksa kami buang karena tidak bisa dijual lagi keesokan harinya. Itu kerugian besar bagi kami," ujar Diah.
Diah menegaskan, warga dan pelaku usaha bukan bermaksud menolak kebijakan pemerintah, tetapi berharap ada komunikasi yang lebih terbuka.
"Kami mohon bisa ada mediasi ulang. Apakah tidak memungkinkan Abul Hasan kembali dua jalur tanpa merugikan pihak lain? Kami hanya ingin solusi yang adil," tambahnya.
Ia menyebut, hampir semua pelaku usaha di Jalan Abul Hasan mengalami penurunan omzet, mulai dari 50 persen hingga 70 persen.
BACA JUGA:Hingga Agustus 2025, Realisasi Belanja APBN Berau Tumbuh 33,91 Persen
"Bayangkan kalau kondisi ini berlangsung lama. Bagaimana nasib karyawan kami? Mereka semua bergantung dari usaha di sini. Jadi ini bukan hanya soal pemilik toko, tapi juga rezeki banyak keluarga," ucapnya.
Diah juga menambahkan, pelanggan sering menyampaikan keluhan karena kesulitan parkir. Akibatnya, pembeli memilih untuk tidak mampir.
"Pelanggan bilang, kalau sulit parkir mereka lebih baik tidak mampir. Padahal usaha kami hidup dari mereka. Kalau satu hari saja sepi, produk yang tidak laku otomatis menjadi waste. Tidak bisa disimpan atau dijual lagi," terangnya.
Pelaku usaha lainnya, Riza pemilik VOC Caffe, menambahkan bahwa kebijakan sistem satu arah membuat hampir semua pelaku usaha di jalan tersebut kesulitan dan omzet menurun drastis.