Warga meyakini bahwa kondisi ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan Mahulu ini sebenarnya sudah diketahui oleh pemerintah, baik kabupaten, provinsi maupun pusat.
Terlebih di era digitalisasi saat ini yang sangat mudah untuk mendapatkan informasi, termasuk informasi ketertinggalan pembangunan di perbatasan Mahulu melalui berita-berita yang beredar.
Pastor Antonius Dwi Putranto yang bertugas di stasi Kampung Long Apari pun turut menyampaikan rasa prihatinnya dengan kondisi tersebut.
Pastor Antonius menilai, kondisi sulit yang dialami masyarakat di perbatasan Mahulu seakan-akan sengaja dibiarkan oleh pemerintah.
Terbukti, persoalan yang diulang setiap tahun masih saja terjadi.
“Infrastruktur jalan bagi saya menjadi salah satu kebutuhan primer, sangat utama. PLN di sini juga belum masuk. Tapi situasi keprihatinan ini seakan-akan dibiarkan begitu saja. Pemerintah bukannya tidak tahu, saya yakin pemerintah itu tahu. Tapi apa yang bisa dilakukan pemerintah? Sehingga masyarakat di perbatasan ini bisa lebih dimudahkan,” ujarnya.
BACA JUGA : Revisi Perda Pajak Kubar Ramai Diperdebatkan, DPRD Pastikan Warga Tak Terbebani
Selain itu, ia juga menyoroti terbatasnya layanannya kesehatan di wilayah perbatasan.
Unit pelayanan kesehatan memang ada, namun hanya berupa puskesmas pembantu (Pustu) yang serba terbatas, baik jumlah tenaga kesehatannya, fasilitasnya, hingga obat-obatan yang tersedia.
Kondisi tersebut tidak sebanding dengan jumlah penduduk di wilayah perbatasan yang cukup banyak, terlebih di tengah sulitnya akses infrastruktur jalan.
“Berkaitan dengan kesehatan. Di sini hanya ada Pustu yang banyak keterbatasannya. Sedangkan penduduk di kampung Long Apari ini saja sangat banyak, dengan keterbatasan obat yang tersedia,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia menyinggung soal kondisi pendidikan di wilayah perbatasan yang sangat memprihatinkan, jauh dari kondisi pendidikan ideal seperti halnya di kota.
Padahal menurutnya, peningkatan kualitas SDM melalui proses pendidikan formal yang baik menjadi modal utama dalam menyiapkan generasi cerdas di masa depan.
Ia juga berharap, peringatan HUT RI ke-80 tahun ini tidak hanya sekadar kemeriahan seremonial upacara bendera saja.
BACA JUGA : Perintah Batalkan Pembelian Helikopter Black Hawk, Raja Malaysia: Kalau Tidak Tahu Harga, Tanya Saya!
Tapi bagaimana pemerintah betul-betul melihat ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan.