Berharap Omnibus Law Pacu Investasi

Selasa 03-03-2020,22:11 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Gubernur Kaltim Isran Noor. Balikpapan, DiswayKaltim.com – Pemerintah daerah mengandalkan omnibus law untuk meningkatkan investasi yang diharapkan memperbaiki kondisi perekonomian. Meski saat ini rancangan undang-undang itu memicu penolakan berbagai elemen masyarakat. Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengaku heran rancangan undang-undang yang mendorong investasi banyak ditentang. “Saya nggak bisa jawab juga apa yang dikomplain dari UU  itu. Kita tunggu saja. Kita berprasangka baik kepada pemerintah dan DPR bahwa omnibus bermanfaat bagi negara kita,” katanya, saat dihubungi. Hanya mungkin saja, menurut Isran Noor, penolakan disebabkan ada yang mengubah nama menjadi UU Cilaka atau cipta lapangan kerja. “Bahwa ada isu nanti akan dikurangi honor, gaji pesangon segala macam. Padahal tidak,” ujar Isran lagi. Karena adanya kontroversi itu, Isran tak berani menetapkan target investasi di Kaltim. “Kita belum dapat gambaran pastinya. Yang pasti untuk SOP gound breaking dilakukan Juli atau Agustus,” sebutnya. Gubernur tak menampik apabila realisasi investasi tahun ini menurun. Meski begitu dia optimistis investasi akan banyak. Dia berharap kebijakan pemerintah menyiapkan omnibus law mempermudah peluang kepada investor dari dalam dan luar negeri. Selain itu, Isran menyebutkan sejak IKN diumumkan, banyak investor yang tertarik menanamkan modal. Jepang, Korea, Arab Saudi, dan Jerman pernah menemuinya. Berdasarkan informasi yang dia dapat dari Presiden Joko Widodo, Abu Dhabi siap menggelontorkan dana yang cukup besar untuk pembangunan IKN. Jika total kebutuhan negara sebesar Rp 466 triliun, ibu kota Uni Emirat Arab (UAE) itu siap memenuhinya. “Artinya tidak ada masalah soal biaya. Tapi kan ada negara lain yang mau juga [berinvestasi],” imbuhnya. Sementara Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi semakin optimistis banyak investor ingin membangun dekat dengan ibu kota negara. “Sehingga orang banyak yang datang (investasi) terutama kebutuhan lahan,” kata Rizal. Pemerintah menawarkan skema kerja sama antara investor Kawasan Industri Kariangau dan Coastal Road. Hal itu kemungkinan menarik bagi pemodal, lantaran perlu pendanaan besar untuk mengerjakan proyek itu. “Karena dana (pembangunan) nya kan besar. Kemarin dari China bisa sharing di situ. Ini banyak kebutuhan seperti material sehingga peluang banyak,” kata dia. Menurut Rizal, pengusaha lokal tak perlu khawatir karena masih banyak proyek yang bisa dikerjakan. Selain China, investor dari sejumlah negara sudah mulai mendekat. Ada dari Norwegia, Malaysia, Korea Selatan dan Brunei Darussalam. Berdasarkan data, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat realisasi investasi sepanjang 2019 mencapai Rp 35,62 triliun. Rinciannya, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 22,67 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 12,94 triliun. Pendapatan ini 97,99 persen dari target yang dipatok Rp 36,35 triliun. Usaha pertambangan memberikan kontribusi terbesar PMDN yaitu sebesar 48,41 persen atau Rp 8,71 triliun dengan 289 proyek. Terbanyak kedua adalah tanaman pangan dan perkebunan. Kontribusinya mencapai Rp 3,75 triliun atau 14,44 persen dengan 269 proyek. Di sisi PMA, pertambangan lagi-lagi menjadi kontribusi terbesar, yaitu USD 306,45 juta (Rp 4,59 triliun) atau 35,51 persen dari keseluruhan realisasi dengan 158 proyek. Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah listrik, gas dan air dengan total kucuran dana USD 280,60 juta (Rp 4,20 triliun) atau 32,51 persen sebanyak 33 proyek. Lalu tanaman pangan dan perkebunan USD 86,57 juta (Rp 2,76 triliun) atau 21,53 persen. (fey/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait