Fasilitas itu semestinya membantu petani lokal mengolah hasil panen, namun kondisinya kini mangkrak karena peralatan belum lengkap.
BACA JUGA: Audit Dana Desa Kampung Sebelang Resmi di Tangan Inspektorat, DPMK Kubar Pastikan Proses Berjalan
BACA JUGA: Audit Dana Desa Kampung Sebelang Terbengkalai, Warga Curiga Ada yang Ditutupi
“Gilingan padi sudah ada, tapi tidak bisa digunakan. Alatnya kurang, jadi masyarakat terpaksa menggiling padi di kampung lain. Padahal di sini ada, cuma tidak berfungsi,” kata Jhody.
Ia menilai seharusnya proyek ini direncanakan dengan baik hingga peralatan siap pakai, bukan setengah-setengah yang akhirnya tidak bermanfaat.
Persoalan berikutnya adalah perbaikan jaringan air bersih.
Menurut Jhody, sistem air bersih sebenarnya sudah ada sejak masa kepemimpinan petinggi sebelumnya, lengkap dengan bak penampung dan tenaga surya.
BACA JUGA: Dana Desa Menguap di Long Iram Seberang? Dugaan Pelatihan Fiktif hingga Pemborosan Material
Namun setelah mengalami kerusakan pipa dan mesin, desa mengajukan dana perbaikan sebesar Rp350 juta.
“Awalnya kita berharap masyarakat bisa ikut mengerjakan supaya hasilnya bagus karena itu untuk kepentingan kita sendiri. Tapi ternyata harus lewat lelang, jadi masyarakat tidak bisa terlibat,” jelasnya.
Jhody menuturkan, proyek perbaikan ini hanya menghasilkan pembelian mesin dan pipa tanpa perbaikan menyeluruh. Alhasil, manfaatnya belum dirasakan optimal oleh warga.
“Dengan dana segitu, yang dibeli cuma mesin dan pipa. Kita tidak tahu perjanjiannya antara Petinggi dan pihak ketiga seperti apa,” katanya.
BACA JUGA: DPR Wanti-Wanti Aparat Kaltim Tak Jadi Pengemplang Dana Desa
BACA JUGA: Desa Segihan Prioritaskan Anggaran di Sektor Pertanian, Rp600 Juta dari Dana Desa
Jhody menegaskan, laporan terkait mobil desa dan proyek air bersih sudah masuk ke Inspektorat hampir bersamaan di bulan Mei. Namun hingga kini, tidak ada kejelasan kelanjutan prosesnya.