Sebelumnya, Yuliana menjelaskan , pembentukan TRC multi sektor ini sebagai langkah preventif untuk menghadapi bencana.
BACA JUGA: Simpan 5 Paket Sabu di Kantong Jaket, Pengedar Ditangkap Polisi
BACA JUGA: Ketika Reses di Dapil 5 Kutim, Aldryansyah Terima Keluhan Air Bersih
"Kami telah mengusulkan untuk membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) multi sektor di tingkat kecamatan. Ini sangat penting, apalagi mengingat geografis Mahulu yang luas dan berjauhan," katanya.
Menurut dia, kerja sama kelembagaan, hubungan, dan koordinasi yang solid menjadi kunci utama dalam menangani bencana di Mahulu yang terdiri dari wilayah-wilayah yang terpisah dan memiliki akses yang terbatas.
"Kerja sama kelembagaan, hubungan, dan koordinasi itu sangat penting. Apalagi letak Mahulu yang geografisnya berjauhan," tegasnya.
Rencana pembentukan TRC ini pun mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat.
BACA JUGA: Peran Strategis Humas di Kaltim, Fokus pada Koneksi dan Budaya
BACA JUGA: Sekda PPU Imbau Masyarakat Manfaatkan Hak Politik pada Pilkada 2024
Dukungan tersebut ditandai dengan digelarnya Rakor hingga penerbitan SK.
Setelah SK TRC PB multi sektor terbentuk, BPBD Mahulu menjadwalkan sosialisasi dan pelatihan kepada anggota tim terkait teknik dan keterampilan yang harus dikuasai dalam menghadapi bencana.
Sehingga dengan pembentukan TRC multi sektor ini, BPBD Mahulu berharap bisa lebih responsif dalam menghadapi bencana yang terjadi di masa mendatang.
Selain itu, untuk memperkuat solidaritas antar kecamatan dalam penanggulangan bencana.
BACA JUGA: Dinas KUKM Perindag Gelar Forum Konsultasi Publik
BACA JUGA: Anggota DPRD Kutim Asti Mazar Soroti Tingginya Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
“Kita akan sosialisasi ke seluruh kecamatan, sehingga memiliki pemahaman yang sama dalam penanganan bencana di Mahulu,” tutupnya.