2. Jika Bagnaia finis kedua (493 poin)
Martin hanya perlu finis di posisi ke-14 untuk mendapatkan perolehan akhir 494 poin.
3. Jika Bagnaia finis ketiga atau lebih rendah
Martin otomatis menjadi juara dunia, berapapun posisinya.
BACA JUGA: Dispora Kaltim Lepas Kontingen Pra-Popnas Zona IV, Target Loloskan Semua Cabor
BACA JUGA: Langkah Tegas Perangi Judi Online, BRI Blokir Lebih Dari 3 Ribu Rekening
Strategi Ban Jadi Penentu
Kunci keberhasilan di balapan penentu ini terletak pada strategi, termasuk pemilihan ban.
Jorge Martin menyebut bahwa kondisi lintasan dan pemilihan antara ban medium dan hard akan menjadi faktor krusial.
“Antara medium dan hard menjadi penentu di seri ini, meskipun medium lebih menjanjikan, namun di penghujung balapan akan memberikan berbagai kesulitan,” ujar Martin dalam konferensi pers.
Ia menegaskan bahwa tim telah mempertimbangkan segala kemungkinan untuk memastikan performa maksimal.
BACA JUGA: Kevin Diks Pilih Gabung Timnas Indonesia karena Kehangatan Supporter dan Visi Masa Depan PSSI
BACA JUGA: Program CSR BRI, Bantu Pelatihan Keterampilan hingga Modal Usaha
"Kami telah mempertimbangkan berbagai aspek, dan tim juga telah memutuskan yang terbaik untuk saya," tambahnya.
Di sisi lain, Pecco Bagnaia juga mengakui bahwa pemilihan ban menjadi bagian penting dari strateginya untuk mempertahankan gelar juara dunia.
“Kami harus mengganti ban belakang karena ban lunak terlalu lunak dan bisa mengalami beberapa masalah di lap terakhir,” ungkap Bagnaia.
Musim MotoGP 2024 menyuguhkan persaingan ketat antara Jorge Martin dan Pecco Bagnaia. Martin, yang hanya menjadi runner-up di musim 2023, memiliki peluang besar untuk merebut gelar juara pertamanya.