SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Kopi menjadi minuman favorit di seluruh dunia, dan umumnya banyak yang memilih kopi panas karena dianggap memiliki rasa yang sangat nikmat dan mampu memberikan sensasi hangat, terutama saat cuaca sedang dingin. Namun, terungkap bahwa mengonsumsi kopi panas secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
Penelitian yang dimuat dalam Clinical Nutrition menyatakan bahwa kecenderungan minum kopi panas terlalu sering dapat meningkatkan risiko terkena kanker pada esofagus atau kerongkongan.
Dalam penelitian tersebut, tim peneliti dari Cambridge University dan Karolinska Institute di Swedia melakukan analisis terhadap lebih dari 580 ribu partisipan di Inggris dan Finlandia. Berdasarkan data dan hasil penelitian mereka, ditemukan bahwa orang yang mengonsumsi kopi secara rutin memiliki risiko 2,8 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami kanker esofagus.
Menurut penelitian ini, tingkat risiko terkena kanker akibat konsumsi kopi ternyata bervariasi tergantung pada suhu kopi yang disukai individu. Berdasarkan temuan penelitian, mereka yang cenderung menyukai kopi dalam keadaan sangat panas memiliki peningkatan risiko kanker sebesar 4,1 kali lipat.
Di sisi lain, peserta penelitian yang lebih memilih kopi panas menunjukkan peningkatan risiko kanker sebanyak 5,5 kali lipat. Sementara itu, orang yang sering minum kopi dalam keadaan hangat memiliki tingkat risiko kanker yang lebih rendah, yakni sekitar 2,7 kali lipat.
Meskipun penelitian ini tidak menemukan hubungan langsung antara konsumsi kopi dan jenis kanker yang paling umum terjadi, para ahli menduga bahwa minuman panas dapat menyebabkan kerusakan pada kerongkongan, yang mungkin memicu perkembangan kanker.
"Minuman panas dapat menyebabkan esofagitis (peradangan di lapisan kerongkongan) yang merupakan cikal bakal kanker. Lalu, air panas terbukti mendorong karsinogenesis (proses pembentukan sel kanker) pada model kanker esofagus pada tikus dan tikus," tulis laporan studi, dikutip Selasa (2/ 1/2024).
Namun, salah satu penulis studi, Dr. Stephen Burgess, mencatat bahwa tim peneliti tidak mengumpulkan data terkait jumlah cangkir kopi yang dikonsumsi oleh partisipan. Oleh karena itu, tidak memungkinkan untuk menentukan apakah volume minuman panas memiliki korelasi dengan risiko yang lebih tinggi.
Meskipun demikian, Dr. Burgess tetap mendorong individu untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dalam suhu yang terlalu panas.
“Kesimpulannya adalah menghindari minum kopi dengan suhu yang terlalu panas. Jika Anda merasa seolah-olah ada kerusakan pada tenggorokan maka itu perlu diperhatikan dan berpotensi datang kembali karena kopi panas menyebabkan kanker,” kata Dr. Burgess.
Sebagai informasi tambahan, kanker esofagus termasuk dalam jenis kanker yang relatif jarang terjadi. Menurut Cancer Research UK, lebih dari satu dari sepuluh, atau sekitar 12,4%, individu yang didiagnosis dengan kanker esofagus di Inggris dapat bertahan hidup selama sepuluh tahun atau lebih.
Dilansir dari Medical News Today, gejala yang mudah dikenali dari kanker esofagus meliputi masalah lambung, batuk kronis, dan kesulitan menelan.