Segera Kerjakan PLTA Kayan

Selasa 03-12-2019,11:08 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie berbincang dengan Presiden RI Joko Widodo, beberapa waktu lalu.(humas) JAKARTA, DISWAY - Presiden Joko Widodo meminta agar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kaltara segera dilakukan. Bahkan ia mengaku akan memantau terus perkembangannya. Menurut Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie, arahan itu disampaikan presiden saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019 di Jakarta, Kamis (28/11) malam. Menurut presiden, PLTA Kayan merupakan salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Lewat PLTA Kayan juga akan meningkatkan competitiveness Indonesia, atau Indonesia yang berdaya saing. Presiden memproyeksikan akan terjadinya penghematan biaya produksi atau production cost tenaga listrik. Di mana selama ini, apabila mengandalkan batubara, biaya produksi bisa mencapai USD 6 hingga 7 sen. Sementara menggunakan hydro power hanya sekitar USD 2 sen. “Pak Jokowi berharap, dengan pemanfaatan hydro power ini, investor akan berdatangan ke Indonesia, khususnya Kaltara. Sekali lagi, ini penegasan dari Pak Presiden,” ucap gubernur. PLTA Kayan, katanya, diharapkan energi listrik yang dapat dihasilkan mencapai 11 ribu megawatt (MW). Tak hanya PLTA Kayan, di Kaltara juga akan dibangun PLTA di Sungai Mentarang, Kabupaten Malinau. Oleh Presiden Jokowi, PLTA dengan kapasitas 1.375 megawatt (MW) ini juga didorong percepatannya. “Presiden mendorong percepatan pembangunan dua hydro power di Kaltara ini,” imbuh Irianto. Untuk diketahui, PLTA Mentarang rencananya dibangun atas kerja sama dua perusahaan. Yaitu Kayan Hidro Power Nusantara atau PT Kayan Investama Internasional (KII) Group dari Indonesia, dengan Sarawak Energy Berhad (SEB) dari Malaysia. Irianto mengupayakan untuk memenuhi arahan presiden terkait dengan pencarian sumber baru pertumbuhan ekonomi, selain hydro power. Ini sekaitan dengan transformasi ekonomi yang tengah dikejar oleh pemerintah. “Selama ini Indonesia banyak mengekspor komoditas dalam bentuk bahan mentah, seperti nikel, timah, bauksit, hingga batu bara. Padahal, apabila komoditas tersebut diolah yang menghasilkan produk turunan berupa barang jadi atau setengah jadi, maka akan memiliki nilai tambah yang lebih besar,” urai gubernur. Mengulang pernyataan presiden, Irianto menganalogikan batubara yang apabila diolah menjadi DME atau polypropylene bisa mengganti impor Indonesia atas LPG, atau mengganti impor bahan-bahan baku untuk pakaian. “Demikian juga dengan produk lain seperti kelapa sawit yang bisa diolah menjadi biodiesel, dan nikel, mangan, serta cobalt yang produk turunannya bisa menjadi bahan untuk lithium baterai,” ungkap Irianto. Presiden, tambah Irianto, menyebut pemerintah tengah mengatur strategi besar bisnis negara agar Indonesia bisa menjadi pemain besar penghasil produksi lithium baterai dunia. “Ke depan yang namanya mobil listrik itu pasti akan besar-besaran diproduksi karena orang sudah tidak senang lagi menggunakan energi fosil,” ulas gubernur. Potensi lainnya adalah melalui pengembangan destinasi pariwisata baru. Pemerintah kini tengah berfokus mengerjakan 10 Bali baru, di mana 5 destinasi pertama yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, Danau Toba, dan Manado ditargetkan selesai pada 2020. “Di destinasi wisata itu, airport terminal dibesarkan, runway diperpanjang semuanya, jalan menuju tempat-tempat wisata dikerjakan semuanya,” jelas Irianto seperti dirilis Humas Pemprov Kaltara. Di samping itu, untuk bisa bertahan dalam situasi global yang tidak menentu adalah dengan tetap optimis. Terkait hal ini, Presiden mengajak para pelaku usaha dan investor untuk tidak ragu-ragu jika hendak menanamkan investasinya. Karena menurut presiden, pemerintah kini tengah membangun iklim investasi yang lebih baik. Salah satu caranya yaitu dengan penyederhanaan regulasi dan birokrasi melalui pembuatan omnibus law dan pemangkasan eselon. “Para pengusaha, jangan sampai ada yang menyampaikan wait and see. Kalau mau investasi, investasi lah karena kita akan memperbaiki iklim investasi itu,” tutup Irianto. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait