Bernilai Tinggi, Porang Sudah Punya Pasar Ekspor

Kamis 28-11-2019,17:39 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Abdul Rahman menunjukkan porang yang ditanam di halaman Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan. (Ferry Cahyanti/Disway Kaltim)

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Tanaman sejenis umbi yang dahulu dianggap hama; Porang, ternyata bisa tumbuh subur di Kalimantan Timur.

Umbi yang punya kadar karbohidrat tinggi itu, punya pasar ekspor yang besar. Beberapa petani di Pulau Jawa bahkan sudah lebih dulu mengembangkan pertanian porang dan mengekspor ke beberapa negara.

Melihat peluang yang besar terhadap tanaman ini, Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan mendorong petani di Kalimantan Timur menanam porang.

"Selain kaya manfaat, juga punya nilai jual tinggi di pasar ekspor," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Balikpapan Abdul Rahman.

Dia bilang, porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan. Karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor.

"Tanaman porang sangat potensi dan memiliki nilai bisnis yang tinggi. Di Makassar dan daerah lain sudah ada. Bisa diekspor ke Cina dan Jepang," terangnya saat dijumpai Kamis (28/11/2019).

Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Lanjut Abdul Rahman, tanaman porang ini bisa ditanam dengan metode tumpang sari.

"Jadi tanaman porang ini bisa ditanam dengan metode tumpang sari. Misal di perkebunan karet di antaranya bisa ditanam porang," ucapnya sembari menunjukkan tanaman porang yang ditanam di halaman Kantor Balai Karantina Pertanian Balikpapan.

Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air. Selain itu juga untuk pembuatan lem dan jelly yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke Negeri Sakura.

Dengan banyaknya manfaat dan tingginya nilai ekspor tersebut maka pihaknya mendorong petani di Kaltim untuk bisa juga menanam tanaman porang.

"Saya sudah mulai sosialisasi ke petani. Nanti hari Sabtu pekan ini (30/11) saya juga beri materi penyuluhan tentang tanaman Porang ke ratusan petani di Samarinda," ujar Abdul Rahman.

Dia menambahkan harga basah untuk tanaman porang sendiri untuk Rp 8.000 perkilogram dan kering senilai Rp 40 ribu perkilogram.

Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lainnya. (fey/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait