Oleh: Aqwam N. Fadhlullah
Konon katanya, upacara bendera 17 Agustus di istana negara di Jakarta Pusat menjadi yang terakhir kali di tahun 2023. Karena tahun depan, digadang-gadang 17 an akan dilaksanakan di IKN Nusantara.
Momen upacara bendera nanti bakal menjadi penanda bahwa Ibu Kota Indonesia akan berpindah ke Nusantara, di Sepaku, Kalimantan Timur. Artinya akan terjadi perubahan besar perpindahan penduduk di negara Indonesia dari Jawa sentris menuju Indonesia sentris.
Pembangunan IKN sangatlah fenomenal. Apalagi dengan perkembangan informasi sekarang. Berita dan informasi apa saja menjadi hangat dibicarakan untuk membahas IKN. Setiap orang memiliki pandangannya masing-masing terkait pembangunan ini.
Kita masih mengingat, Edy Mulyadi yang mengatakan "Jin Buang Anak di Kalimantan" yang menghebokan hingga ucapannya menjadi cibiran banyak orang terutama, masyarakat Kalimantan. Pro dan kontra pembangunan IKN terus bergejolak baik dari akademisi hingga bapak-bapak di warung kopi.
Terakhir yang viral dari pernyataan seorang Filsuf terkenal, Rocky Gerung yang meberikan statement bahwa Jokowi 'Tolol!' karena berambisi mewujudkan pembangunan IKN.
Sebagian orang menganggap bahasa yang disampaikan boleh-boleh saja karena hal itu kritikan dalam dunia demokrasi. Namun sebagiannya menganggap itu hal yang di luar batas. Karena seharusnya seorang presiden simbol negara jadi seharusnya tidak boleh menghina presiden, begitu anggapannya.
Hingga terjadi juga perseteruan antara Panglima Pajaji dan Panglima Jilah yang memiliki pandangan berbeda soal pembangunan IKN yang viral.
Panglima Jilah murka mengutuk Rocky Gerung atas ucapannya yang menolak pembangunan IKN. Kemudian Panglima Pajaji memberi pandangannya bahwa masih banyak orang Dayak yang miskin, ia tidak sependapat dengan Panglima Jilah.
Pembahasan IKN menjadi obrolan yang semakin besar. Namun tentu atas pembangunan ini harus ada sikap bijaksana dari pemerintah untuk membangun Indonesia. Dengan mengetahui secara faktual, barang kali yaa memang betul, bahwa pembangunan ini menjadi tergesa-gesa demi mewujudkan legacy dari Pak Jokowi. Seperti tema dari HUT RI 78, "Melaju Untuk Indonesia Maju".
Artinya melaju membangun IKN dengan alasan demi kepentingan Indonesi maju. Bisa saja juga alasan demi menciptakan pembaruan.
Nyatanya bagaimana pembangunan IKN? Apakah masyarakat sudah melihat pembangunannya? Atau mereka hanya tenggelam dengan informasi dan dialektika atau perdebatan mengenai IKN? Mereka masih mempersoalkan setuju atau tidak setuju walaupun pembangunan terus berlanjut.
Titik Nol lokasi yang menjadi objek wisata bagi masyarakat. Banyak orang-orang yang penasaran, bagaimana pembangunan IKN itu. Hanya bertuliskan 'Titik Nol' dan papan-papan informasi rencana pembangunan IKN.
Tapi apakah masyarakat pernah memasuki lokasi pembangunan IKN?
Karena memang lokasi itu, areal yang terututup. Tak sembarang orang boleh memasuki lokasi pembangunan. Banyak orang-orang bertanya mengapa pembangunan ditutup. Apakah pemerintah malu atas pembangunan ini?