Caleg Gagal

Jumat 04-08-2023,13:57 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Kisah suka dukanya luar biasa. Banyak lucunya, juga sedihnya.

Biasanya, soal 'bakar' cuan, identik dengan perusahaan-perusahaan besar. Atau model start up, yang gila-gilaan dalam promosi. Mereka berani habiskan anggaran besar karena semua terukur.

Berbeda dengan caleg.

Bukan berarti langkah caleg tidak terukur. Politik ada hitungannya. Bisa dihitung seperti matematika. Meski tidak akurat 100 persen. Tetap saja ada margin errornya.

Misal, di kantong suara. Bisa saja, karena salah siraman cuan, konstituen tak jadi beri suara. Uangnya diambil, suara diberi caleg yang cuannya lebih besar. Ini banyak terjadi.

Bisa juga, karena calegnya bukan asli daerah di dapil itu, konstituen ogah ngasih suara. Lebih baik beri suara untuk putra dapil atau yang dikenalnya.

Terbukti banyak caleg nyebrang dapil, hasilnya zonk. Gagal. Meski ini kasuistik, tidak bisa dipukul rata. Tapi tetap harus jadi perhitungan. Masyarakat memang butuh cuan.

Tapi manusia tak bisa diukur dengan nilai. Banyak pula caleg yang modalnya sedikit, tapi berhasil. Kenapa? Mereka mengambil hati warga. Bukan dengan cuan, tapi akhlak dan kebaikan. Ketulusan.

Yang sering gagal, kerap terjadi pada calo politik. Istilah kerennya, timses atau tim sukses. Tak sedikit timses yang bermain dua kaki, kadang banyak kaki.

Akhirnya tidak fokus. Caleg yang didampinginya gagal semua. Ini ibarat kacang, buanyak di lapangan. Apalagi caleg yang polos, lugu atau baru sekali terjun ke politik.

Alamak, ini empuk sekali jadi mangsa calo politik. Diambil cuannya, pura-pura diberi bejibun KTP warga, diklaim hal itu sebagai kantong suara.

Padahal kalau cuma ngumpulkan KTP, pegawai Dukcapil, kecamatan, kelurahan atau RT, paling mudah ngumpulkannya. Sayang banyak caleg tertipu dengan KTP bejibun. Kasihan.

So, untuk para caleg, waspada jebakan calo politik. Jangan pula tergiur dengan KTP ribuan atau ratusan ribu. Itu tidak menjamin. Sama sekali tidak. Itu hanya jadi bahan jualan. Cuma jadi alat barter dengan cuan kalian.

Seperti kisah caleg-caleg gagal di atas. Tergiur KTP dan data pemilih. Padahal tidak ada korelasinya dengan suara. Hanya karena cuap calo politik, cuan dipeloroti, digasak, dikulik.

Yang paling utama, jelas, turun ke bawah. Mengenal kebutuhan konstituen. Warga pun mengenali Anda. Jangan banyak janji, orang sudah muak dengan hal itu.

Biasa saja, seperti silaturahmi. Lakukan semua dengan hati. Jangan pula mendadak baik. Jelas hal itu jadi bahan tertawaan. Masyarakat sudah paham. Siapa yang mendadak baik, pasti diidentikan dengan caleg.

Tags :
Kategori :

Terkait